Pasar Obligasi Asia Tumbuh 12,2 Persen

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 4 Juni 2013 23:23 WIB

TEMPO.CO, Manila - Pasar obligasi pada kawasan berkembang di Asia Timur tumbuh sebesar 12,1% setiap tahunnya. Hingga Maret 2013 pasar obligasi ini mencapai US$ 6,7 triliun. Asia Bond Monitor edisi terbaru terbitan Asian Development Bank (ADB) mengatakan kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan dua digit pada obligasi korporasi.

"Pertumbuhan akan lebih tinggi lagi di pasar obligasi. Hal ini dikarenakan ekonomi di kawasan ini terus berkembang," kata Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional ADB, Jaya Azis, dalam keterangan tertulis 4 Juni 2013.

Menurut dia, investor lokal maupun asing merasa makin nyaman untuk meminjam dalam mata uang lokal. "Pemerintah dan perusahaan kini juga mampu mengelola pinjaman mereka dengan lebih baik dibandingkan dengan satu dekade yang lalu,” tambahnya.

Asia Bond Monitor yang dipublikasikan tiap kuartal melakukan analisa pasar di China, Hong Kong, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Azis mengatakan pasar obligasi lokal di kawasan tersebut saat ini memiliki porsi yang makin besar terhadap ekonominya. Porsi makin besar jika dibandingkan tiga bulan atau tahun lalu.

Pasar obligasi korporasi di kawasan ini tumbuh 19,5 persen setiap tahun dan 4,6 persen setiap kuartal. Sehingga angka pertumbuhannya mencapai sebesar US$ 2,4 triliun pada akhir Maret.

Di waktu yang sama, pasar obligasi pemerintah cenderung tumbuh lebih perlahan. Angka pertumbuhan yaitu sebesar 8,3 persen per tahun dan 2,0 persen per kuartal menjadi US$ 4,3 triliun.

Indonesia merupakan pasar obligasi korporasi dengan pertumbuhan tertinggi. Angka pertumbuhan mencapai 26,9 persen setiap tahun menjadi US$20 miliar.

Sedangkan pasar obligasi mata uang lokal Indonesia tumbuh sebesar 13,9% per tahun dan 5,9% per kuartal. Sehingga, pasar obligasi mencapai nilai US$ 119 miliar pada akhir Maret. Sedangkan pasar obligasi pemerintah tumbuh sebesar 11,6% menjadi US$98 miliar pada periode yang sama.

Di Indonesia, kepemilikan asing mencapai 32,6% dari obligasi pemerintah dalam mata uang rupiah pada akhir Maret. Persentase tersebut termasuk yang terbesar di kawasan Asia Timur yang sedang berkembang. Sementara itu, Malaysia berada di urutan selanjutnya dengan kepemilikan asing sebesar 31,2%.

WINNIE AMALIA R


Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

35 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya