Banjir Barang Impor, Solo Alami Deflasi

Selasa, 4 Juni 2013 14:08 WIB

Mendag Gita Wiryawan melewati penjual bumbu dan bawang putih di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat (23/5). Kedatangannya kali ini untuk memantau harga kebutuhan barang pokok. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Surakarta - Barang impor yang membanjiri pasar tradisional di Surakarta sejak Maret 2013 membuat harga kebutuhan pokok turun. Kepala Seksi Distribusi Badan Pusat Statistik Solo Herminawati mengatakan saat ini harga mulai normal.

“Misalnya bawang merah yang sempat mencapai harga Rp 55 ribu, kini menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Normalnya sekitar Rp 18 ribu,” ucapnya kepada wartawan, Selasa, 4 Juni 2013. Dia mengatakan barang impor yang paling banyak masuk yaitu bawang merah, bawang putih, dan buah-buahan.

Kepala Badan Pusat Statistik Solo, Bagus Rahmat Susanto, mengatakan Solo mengalami deflasi 0,63 persen pada Mei 2013 sebagai dampak turunnya harga berbagai bahan kebutuhan pokok. Dari data statistik, penurunan harga paling besar terjadi pada bawang putih yaitu 26,72 persen.

Kemudian harga jeruk turun 25,68 persen, bawang merah turun 22,94 persen, tomat sayur turun 12,34 persen, dan nangka muda turun 10,22 persen. “Dari 339 komoditas yang kami survei, 42 komoditas turun harga dan 80 komoditas harganya naik. Sisanya stabil,” ujarnya. Meski jumlah komoditas yang harganya naik lebih banyak, tidak terjadi inflasi karena nilai penurunan harga lebih tinggi.

Bagus mengatakan pada April juga terjadi deflasi 0,26 persen. Tapi secara tahun kalender, inflasi Solo masih tinggi yaitu 2,92 persen hingga Mei 2013. “Pada periode yang sama tahun lalu, angka inflasi hanya 0,74 persen,” katanya. Penyebab inflasi tinggi karena pada Januari-Maret 2013 inflasi di Solo di atas 1 persen. Inflasi tinggi karena saat itu harga kebutuhan pokok naik sebagai akibat kelangkaan pasokan.

Herminawati memperkirakan pada Juni akan terjadi inflasi. Sebab berbarengan dengan liburan sekolah dan menjelang puasa. “Apalagi kalau harga bahan bakar minyak benar-benar naik pada Juni. Pasti akan terjadi inflasi,” ujarnya.

Menurutnya jika harga BBM naik di akhir bulan, maka angka inflasi akan sangat tinggi karena harga kebutuhan pokok langsung ikut naik. “Tapi kalau harga BBM naik di awal atau pertengahan bulan, kemungkinan inflasi bisa diredam. Sebab masih ada waktu mengatasi dampak inflasi,” katanya.


UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

16 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

19 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

29 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya