TEMPO.CO, Jakarta - Sejak dicanangkan tahun 1960-an pembangunan waduk Jatigede masih menyisahkan masalah. Waduk terbesar setelah Jatiluhur ini masih mengalami kendala pembebasan lahan dan relokasi warga. Padahal bulan Oktober rencananya mulai diisi air.
“Oktober waduk sudah harus diisi air, maka itu hari ini diadakan rapat untuk menghindari masalah-masalah sosial,” kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa usai rapat di kantornya, Selasa, 4 Juni 2013.
Menurut Hatta, untuk relokasi warga itu, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1 triliun. “Dari verifikasi pertama dulu sudah ada 4.590 kepala keluarga yang akan dipindahkan. Di luar itu, masih ada 2.713 kepala keluarga lagi," katanya.
Diwawancarai terpisah Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pembangunan waduk sudah memasuki tahap 70 persen jadi. Ia berharap pada Oktober nanti seluruh permasalahan ganti rugi dan relokasi sudah bisa berjalan lancar.
“Jadi sekarang ini yang dibahas adalah memindahkan masyarakat dengan membuatkan rumah di luar waduk. Anggarannya ada di Kementerian Perumahan Rakyat. Mereka sudah siap tadi dilaporkan sudah tender,” katanya.
Daerah relokasi pun menurut Djoko tidak akan jauh dari wilayah waduk. “Masih sekitar lima sampai sepuluh kilo dari waduk, jadi tidak akan mengganggu mata pencaharian warga.”
Proyek pembangunan Jatigede setidaknya menggenangi wilayah seluas 4.973 hektar yag mencakup 12 desa di empat kecamatan. Pada 2014 nanti mega proyek ini rencananya akan diresmikan Presiden SBY. Setelah jadi, waduk ini diprediksi bisa mengairi 90 ribu hektare sawah di Indramayu dan Cirebon sekaligus memasok listrik 110 MW.
Tol IKN Seksi 6A dan 6B Masih Tersandung Pembebasan Lahan
27 Februari 2024
Tol IKN Seksi 6A dan 6B Masih Tersandung Pembebasan Lahan
Kepala Satgas Pelaksanaan Pembangunan IKN Nusantara menyebut Pembangunan jalan bebas hambatan atau Jalan Tol Seksi 6A dan 6B masih terkendala pembebasan lahan.