BPK Temukan Penyimpangan Laporan Keuangan Daerah

Reporter

Editor

Rabu, 22 September 2004 18:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (22/9), Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menyampaikan laporan kepada Jaksa Agung Republik Indonesia terhadap hasil pemeriksaan semester satu Tahun Anggaran 2004 yang berindikasi hal-hal yang menimbulkan sangkaan tindak pidana dan kolusi. Billy Joedono, Ketua BPK menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan daerah, ditemukan dua daerah dengan laporan keuangan yang berindikasikan hal-hal yang menimbulkan sangkaan tindak pidana korupsi dan kolusi. Dua daerah itu adalah Daerah Propinsi Gorontalo untuk TA 2002 dan TA 2003 yang memuat temuan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan TA 2003 sebesar Rp. 5,61 miliar dan Kabupaten Deli Serdang yang memuat 13 temuan sebesar Rp. 36,30 miliar pada pelaksanaan APBD TA 2002 dan TA 2003. "Kedua laporan sudah kami serahkan ke Jaksa Agung untuk ditindak lanjuti," kata Billy.Menurut Billy, dalam melaksanakan fungsi yudisial BPK sudah memantau berbagai kasus kerugian yang terjadi sampai dengan Semester I TA 2004. Kasus kerugian dalam pelaksanaan APBN terdapat sebanyak 2.448 kasus dengan nilai sebesar Rp. 1.641.040,58 juta. Sementara itu, kasus pelaksanaan APBD dan keuangan BUMD terdapat sebanyak 2.673 kasus dengan nilai sebesar Rp. 333.201,78 juta, dan dalam pelaksanaan keuangan BUMN terdapat sebanyak 1.827 kasus dengan nilai sebesar Rp. 191.332,54 juta.Sampai dengan Semester I TA 2004, tingkat penyelesaian kerugian negara APBN relatif rendah. Dari kasus kerugian pelaksanaan APBN saja, hanya diselesaikan sebanyak 1.135 kasus atau 46,36 persen, dengan nilai sebesar Rp. 173.184,07 juta. Untuk kasus pelaksanaan APBD dan keuangan BUMD hanya diselesaikan sebanyak 61 kasus dengan nilai Rp. 4.882,08 juta. Untuk kasus BUMN, kasus yang diselesaikan sebanyak 1.019 kasus atau sebesar Rp. 23. 257,92 juta. Sementara itu, kerugian negara dalam beberapa valuta asing, belum ada perkembangan penyelesaiannya.Billy menjelaskan bahwa angka-angka yang diperoleh BPK tersebut belum sepenuhnya menggambarkan jumlah dan nilai kerugian yang sebenarnya terjadi. "Karena instansi yang mengalami kerugian negara, tidak selalu menyampaikan laporan ke instansi induk dan BPK," kata Billy. Erwin Dariyanto - Tempo

Berita terkait

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

33 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

36 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

37 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

37 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

37 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

37 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

37 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

38 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

41 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

51 hari lalu

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

Selain anggota III BPK nonaktif Achsanul Qosasi yang sudah menjadi terdakwa, terdapat beberapa nama pernah terseret korupsi BTS. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya