TEMPO.CO, Jakarta -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan kinerja perbankan secara keseluruhan stabilitasnya masih terjaga. Namun terjadi perlambatan fungsi intermediasi perbankan. “Sampai dengan akhir Maret tumbuh 20,2 persen year on year, kalau tahun lalu 24,9 persen,” ucapnya di ruang pers BI, Jakarta, Jumat 10 Mei 2013.
Bank Sentral mencatat perlambatan pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada kredit modal kerja 23,7persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar 25,2 persen. Untuk kredit investasi juga mengalami penurunan dari 30,6 persen menjadi 23,2 persen. Hal yang sama juga terjadi pada kredit konsumsi dari 20,5 menjadi 18,9 persen.
BI mencatat pembiayaan industri non bank ikut melambat. Triwulan I 2012 sebesar 35,3 persen, pada Triwulan I 2013 sebesar 16,8 persen. “Namun kalau kita lihat dari risiko perbankan masih terkendali, dengan NPL Gross Maret tahun lalu 2,29 persen, sekarang 1,7 persen,” katanya.
Perry menuturkan perlambatan penyaluran kredit perbankan dan industri keuangan non bank ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun secara keseluruhan hal ini masih wajar, karena sebelumnya justru mengarah ke ekspansi yang terlalu cepat. “Perlambatan ini justru menunjukkan pertumbuhan yang masih wajar dan normal,” katanya.
Secara keseluruhan, Perry menunjukkan sektor-sektor yang mengalami penurunan kredit, antara lain, sektor pertambangan dari 34,4 menjadi 19 persen, sektor pertanian dari 30,7 menjadi 26,6 persen.
Konstruksi turun dari 22 persen menjadi 17,6 persen. Untuk jasa sosial, turun dari 21 menjadi 9,6 persen. Sementara sektor listrik Kuartal turun tajam dari 77,3 persen menjadi hanya sebesar 4,6 persen. “Kredit ke sektor listrik saat ini hanya pembangunan skala kecil, seperti 1000 Megawatt.”
LINDA TRIANITA
Topik Terhangat:
Penggerebekan Teroris | E-KTP | Vitalia Sesha & Wanita-wanita Fathanah | Cinta Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Terpopuler
Jumat Pagi Terjadi Gerhana Matahari
Masih Heboh Foto Mesra Ariel ' Noah' dan Devi Liu
Nikahi Sefti, Ahmad Fathanah Mengaku Duda
Rooney Hapus 'Manchester United' dari Twitter-nya
Fathanah Ingin Hancurkan Citra PKS?
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
6 jam lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
8 jam lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
15 jam lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
2 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
3 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
3 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
4 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaHilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan
4 hari lalu
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
4 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
4 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya