Dharma Satya Tambah Dua Pabrik Pengolahan CPO

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 9 Mei 2013 13:50 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - PT Dharma Satya Nusantara menganggarkan belanja modal sebesar US$270 juta hingga tiga tahun ke depan. Belanja modal itu digunakan untuk pembangunan dua pabrik kelapa sawit baru di Kalimantan dan penanaman tanaman baru.

Nanti kami realisasikan US$ 90 juta per tahunnya,” ujar Direktur Utama Dharma Satya Djojo Boentoro dalam paparan publik dalam rangka penawaran umum perdana saham, Rabu 8 Mei 2013.

Dua pabrik kelapa sawit baru itu akan memiliki kapasitas masing-masing 60 ton per jam. Pabrik baru ini diperkirakan selesai dibangun dalam waktu 18 bulan. Untuk nilai investasi untuk satu pabrik yakni sekitar Rp 180 miliar.
Pabrik pertama sudah mulai dibangun pada kuartal II ini dan pabrik kedua mulai kuartal IV atau kuartal I tahun depan,“ ujarnya.

Atas rencana tersebut, Dharma Satya mencari dana melalui penawaran umum saham perdana (IPO) yang akan dilakukan pada Juni mendatang. Sebanyak 500 juta lembar saham atau 21,32 persen akan dilepas dengan harga penawaran di kisaran Rp 1.780 - Rp 2.150.

Rincian penggunaan dananya yakni, 50 Persen untuk pengembangan di kelapa sawit, 30 persen untuk pengembalian sebagian pinjaman investasi, 10 persen untuk relokasi pabrik pengolahan kayu dan sisanya untuk modal kerja.

Saat ini, perseroan memiliki lima pabrik kelapa sawit dengan volume produksi CPO sebesar 330 ton per jam. Dengan tambahan pabrik baru volume produksi akan bertambah menjadi 450 ton per jam.

Sedangkan untuk lini usaha lainnya yakni pengolahan kayu, perseroan berencana untuk melakukan relokasi pabrik pengolahan kayu dari Gresik dan Surabaya menuju Lumajang, Jawa Timur. Produksi pemrosesan kayu hingga akhir 2012 lalu sebanyak lebih dari 800 ribu log.

Untuk tahun lalu, perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 3,41 triliun atau naik dari sebelumnya Rp 2,7 triliun. Kontribusi penjualan 58,5 persen atau Rp 1,99 triliun dari sektor kelapa sawit dan sisanya 41,5 persen atau Rp 1,41 triliun dari hasil produk kayu.

Sementara untuk laba, perseroan mencatat penurunan laba sebelum pajak menjadi Rp 345 miliar dari sebelumnya Rp 507,9 miliar. Penurunan itu disebabkan oleh turunnya harga jual CPO rata-rata pada tahun lalu. Sehingga laba sebelum pajak dari sektor kelapa sawit ikut turun dari Rp 546,8 miliar di 2011 menjadi Rp 416,4 miliar di 2012.


RIRIN AGUSTIA

Berita terkait

Ada Apa di Balik IPO PT Pertamina Geothermal Energy

22 Februari 2023

Ada Apa di Balik IPO PT Pertamina Geothermal Energy

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan menggelar penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 24 Februari.

Baca Selengkapnya

4 Anak Usaha BUMN IPO Tahun Depan, Ini Porsi Saham yang Akan Dilepas ke Publik

7 Desember 2022

4 Anak Usaha BUMN IPO Tahun Depan, Ini Porsi Saham yang Akan Dilepas ke Publik

Empat anak usaha perusahaan pelat merah bakal IPO pada 2023, mulai Pertamina Geothermal hingga Palm Co.

Baca Selengkapnya

Operator Cinema XXI Dikabarkan IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17,17 Triliun

3 Desember 2022

Operator Cinema XXI Dikabarkan IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17,17 Triliun

PT Nusantara Sejahtera Raya, operator bioskop Cinema XXI, dikabarkan tengah mempertimbangkan rencana IPO pada tahun depan.

Baca Selengkapnya

40 Perusahaan Masuk Pipeline IPO, BEI Sebut Banyak yang dari Sektor Teknologi

14 Oktober 2022

40 Perusahaan Masuk Pipeline IPO, BEI Sebut Banyak yang dari Sektor Teknologi

BEI menyampaikan sebanyak 40 perusahaan masuk dalam daftar antrean penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) BEI.

Baca Selengkapnya

Nilai Pengumpulan Dana di Bursa Tembus Rp 175,34 Triliun

3 Oktober 2022

Nilai Pengumpulan Dana di Bursa Tembus Rp 175,34 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan mencatat hasil penggalangan dana oleh perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia sangat baik.

Baca Selengkapnya

Berencana IPO, Pupuk Kaltim: Kami Masih Menunggu Pemegang Saham

7 Juni 2022

Berencana IPO, Pupuk Kaltim: Kami Masih Menunggu Pemegang Saham

PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim berencana melantai di bursa efek Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bos Pelindo Beberkan Alasan Perusahaan Tunda Rencana IPO

19 Mei 2022

Bos Pelindo Beberkan Alasan Perusahaan Tunda Rencana IPO

Rencana IPO anak usaha Pelindo muncul saat perseroan belum melakukan merger.

Baca Selengkapnya

Rencana IPO Anak Usaha, Tempo Cermati Perkembangan Pasar

18 Mei 2022

Rencana IPO Anak Usaha, Tempo Cermati Perkembangan Pasar

Tempo Inti Media masih akan mencermati perkembangan pasar menyusul rencana IPO PT IMD.

Baca Selengkapnya

IPO, NETV Targetkan Dapat Dana Rp 149,99 Miliar

26 Januari 2022

IPO, NETV Targetkan Dapat Dana Rp 149,99 Miliar

NETV menawarkan sebanyak-banyaknya 765.306.100 saham barunya atau setara 4,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Baca Selengkapnya

Total Dana IPO 2021 BEI Capai Rp 32,14 T, Saham Bukalapak Penyumbang Terbesar

17 September 2021

Total Dana IPO 2021 BEI Capai Rp 32,14 T, Saham Bukalapak Penyumbang Terbesar

Bursa Efek Indonesia menyatakan IPO saham berhasil terpecahkan pada 2021 ini, dengan PT Bukalapak Tbk. sebagai penyumbang terbesar.

Baca Selengkapnya