TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik akan melakukan sensus pertanian 2013 pada tanggal 1 sampai 31 Mei 2013. Sensus ini akan meliputi enam subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan, hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat), perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Sasaran sensus meliputi seluruh rumah tangga tani, perusahaan berbadan hukum yang bergerak di sektor pertanian, serta lembaga bukan perusahaan berbadan hukum dan bukan rumah tangga seperti pesantren, seminari, lembaga pemasyarakatan, barak militer, dan kelompok usaha bersama di seluruh Indonesia.
Perencanaan sensus sudah dilakukan sejak 2010. "Tanggal 1 sampai 31 Mei itu untuk pengumpulan data. Kita sudah merekrut petugas lapangan sejumlah 246.412 orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, di Jakarta, Jumat, 26 April 2013.
Pencacahan ini merupakan kali keenam yang dilakukan BPS sejak 1963. Kendala yang sering dihadapi adalah kurangnya respon dari para responden. Untuk sensus kali ini, akan ada tim monitoring kualitas untuk menjamin kualitas data. Suryamin mengharapkan para responden baik perusahaan dan keluarga tani agar bersikap koordinatif dan memberikan data yang lengkap dan akurat.
Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, mengatakan data sepuluh tahun ini sangat strategis bagi Kementerian Pertanian untuk melihat data-data pokok terkait dengan bangunan atau struktur. Bentuknya stock opname seluruh aset pertanian.
Data ini juga untuk melihat struktur kepemilikan lahan. Sebab, berdasarkan data sepuluh tahun lalu, terlihat masih adanya jumlah petani gurem yang hanya mengolah lahan 0,3 hekatare. "Kami harap jumlahnya menurun menjadi 0,2 hekatare saja," kata Rusman.
Selain itu, data ini juga bermanfaat untuk melihat struktur perusahaan pertanian. Terakhir, data ini akan digunakan untuk menganalisis jaringan yang terbangun antar usaha-usaha pertanian atau dengan usaha lain.
Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Rachmat Pambudy, juga sependapat dengan Rusman. "Statistik dan sensus pertanian merupakan informasi yang sangat penting bagi seluruh stakeholder dalam pengembangan sistem dan usaha nasional dari hulu sampai hilir," katanya.
Rachmat berharap metodologi sensus bisa lebih baik dalam sistem pendataan produksi, konsumsi, pengolahan, ekspor dan impor, khususnya bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan pangan. Menurut dia, perlu adanya sinkronisasi dan koordinasi data statistik hasil sensus pertanian, kehutanan, perikanan, dan pangan Indonesia untuk menjamin hak, kewajiban, dan perlindungan hukum bagi petani.
Suryamin menjamin kerahasiaan informasi individu yang diberikan serta dilindungi oleh undang-undang. "Menurut aturan undang-undang, seluruh responden boleh menolak sensus yang dilakukan di luar BPS, tapi harus ikut berpartisipasi dalam sensus yang diadakan oleh BPS," kata Suryamin.
ARIEF HARI WIBOWO
Topik Terhangat:
#Ujian Nasional | #Bom Boston | #Lion Air Jatuh | #Preman Yogya
Baca juga:
Ustad Jefry Al Buchori Tutup Usia di Pondok Indah
Ustad Jefry Alami Kecelakaan Tunggal
Eyang Subur Dilaporkan atas Penodaan Agama
Eyang Subur, Konspirasi dan Pasal Santet
Gagal Temui Adi, Pengacara: Eyang Subur Niat Baik
Adi Bing Slamet Tantang Eyang Subur Ketemu di DPR
Berita terkait
Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian
1 hari lalu
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
5 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
8 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
10 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
10 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
21 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
33 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun
35 hari lalu
Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
36 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian
44 hari lalu
Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur
Baca Selengkapnya