TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menilai opsi mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan pelat hitam merupakan pilihan terbaik untuk menghemat anggaran. "Ini solusi optimal," kata Tony, Selasa, 16 April 2013.
Menurut dia, saat ini pandangan tentang pengurangan subsidi BBM mulai mengerucut. Mengacu pada perkiraan inflasi, dia mengatakan harga ideal untuk bensin bersubsidi atau Premium per liternya tetap Rp 4500 untuk sepeda motor dan angkutan umum.
Sementara untuk mobil pribadi dikenakan harga Rp 6500-7000 per liter. "Angka ini saya rasa paling adil untuk memproteksi kelompok masyarakat yang rentan," ujarnya.
Dengan harga seperti itu, Tony menambahkan dampak inflasi dari kebijakan pengurangan subsidi BBM ini juga relatif rendah. "Saya perkirakan inflasi 2013 akan sedikit di atas 6 persen, masih affordable," katanya.
Sebelumnya diberitakan PT Pertamina (Persero) menyiapkan skenario dua harga bensin bersubsidi kendati pemerintah belum mengambil keputusan terkait kenaikan harga BBM. Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Suhartoko, mengatakan jika kebijakan tersebut diputuskan pemerintah, maka Pertamina akan menetapkan SPBU penjual BBM bersubsidi untuk kendaraan umum dan kendaraan pribadi.
"Kami akan menetapkan SPBU-SPBU dengan harga Rp 4.500 per liter dan SPBU dengan harga baru yang akan ditetapkan pemerintah," kata Surhartoko. "Tidak ada SPBU yang menjual Premium dengan dua harga."
Dia menjelaskan, hanya dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat untuk menerapkan strategi SPBU mana saja yang menjual bahan bakar untuk kendaraan bermotor dan angkutan umum serta SPBU mana saja yang melayani mobil pribadi. "Sehingga masyarakat bisa langsung ke SPBU sesuai haknya," ujarnya.
MARTHA THERTINA | BERNADETTE CHRISTINA
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Gayus Tambunan Beli Rumah Dekat Penjara Sukamiskin
VIDEO Bom Meledak di Boston, #prayforboston
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York
Berita terkait
Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina
4 September 2022
Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPuasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan
11 Mei 2017
Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Impor BBM Ditekan
5 Januari 2017
Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.
Baca SelengkapnyaPertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017
25 November 2016
Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.
Baca SelengkapnyaPremium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya
30 September 2016
Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.
Baca SelengkapnyaLibur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen
6 Mei 2016
Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus
3 Februari 2016
Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.
Baca SelengkapnyaIni Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus
25 Juni 2015
Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium
16 Juni 2015
Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.
Baca SelengkapnyaPertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan
22 April 2015
Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.
Baca Selengkapnya