Ilustrasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan opsi pengendalian subsidi bahan bakar minyak dengan menciptakan BBM jenis baru Ron 90 tidak akan efektif. Menurut dia, dengan adanya BBM jenis baru itu, justru dikhawatirkan masyarakat yang sudah menggunakan bahan bakar jenis Pertamax akan beralih.
"Membuat Ron dan sebagainya itu tidak begitu efektif dari analisis kami. Malah nanti yang sudah menggunakan Pertamax akan beralih dan subsidi semakin membengkak," kata Hatta seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis, 11 April 2013.
Menurut Hatta, salah satu opsi yang sudah pasti akan dilakukan pemerintah untuk mengendalikan subsidi ialah penggunaan Teknologi Informasi. "Apapun opsi yang nanti akan pemerintah ambil, sistem IT harus tetap dilakukan," katanya.
Saat ini beberapa opsi penghematan yang muncul sedang dibahas. Opsi pertama adalah membatasi konsumsi BBM bersubsidi untuk kendaraan pribadi. Opsi kedua adalah menaikkan harga BBM bersubsidi dan pemerintah menyediakan bantuan untuk kompensasi bagi rakyat miskin.
Hatta menyatakan belum ada keputusan pemerintah akan memilih opsi yang mana. Menurut dia, pemerintah terus melakukan kajian secara mendalam untuk opsi mengendalian atau kenaikan BBM. "Dua opsi itu selalu kami dalami. Sudah mulai mengerucut pada analisis terhadap dampak inflasi, kemiskinan, dan penguatan fiskal," katanya.
Jika opsi kenaikan BBM yang diambil, Hatta memastikan akan ada kompensasi untuk masyarakat miskin berupa bantuan langsung. "Tidak mungkin menaikan tanpa kompensasi," katanya. Jika kompensasi disetujui, Hatta menyatakan dana itu akan difokuskan untuk infrastruktur dan kemiskinan.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan pihaknya akan merespon kompensasi jika sudah ada keputusan terkait opsi pengendalian. "Harus jelas dulu paketnya," katanya. Dia menyatakan pengendalian subisidi energi harus dilakukan secara serius dan terpadu agar kuota BBM tidak jebol.