Pondasi besi proyek Monorel yang mangkrak di kawasan Senayan, Jakarta. semenjak 2007 akan dilanjutkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang direncakanan rampung tiga tahun ke depan, (19-10). ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah menyatakan akan mempermudah proses perizinan untuk pembangunan monorel. "Untuk mendorong swasta dan pemerintah daerah segera merealisasikan pembangunan monorel," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, dalam konferensi pers, Senin, 8 April 2013.
Tunjung mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa investor yang tertarik untuk membangun infrastruktur monorel. Investor-investor itu antara lain konsorsium BUMN (PT Adhi Karya, PT LEN, PT Telkom dan PT Jasa Marga) serta PT Hutama Karya.
Dengan direalisasikannya pengembangan serta pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Jabodetabek, kata Tundjung, masyarakat diharapkan akan beralih untuk menggunakan transportasi berbasis rel. Ia pun berharap kereta api dapat menjadi solusi atas kemacetan di Jabodetabek.
Menurut Tunjung, berdasarkan studi Masterplan Transportasi untuk Jabodetabek (Sistramp 1 dan 2) oleh Japan International Cooperation Agency (JICA), jumlah total perjalanan diprediksi meningkat 40 persen pada 2020 dibanding 2002. Padahal, kata Tundjung, ruas jalan hanya bertambah kurang dari satu persen.
Sedangkan pertumbuhan kendaraan bermotor terus meningkat, dengan rata-rata 11 persen per tahun. Ia menyebut saat ini jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jabodetabek sebanyak 13 juta. “Jika tidak ada solusi, Jabodetabek, khususnya Jakarta, akan mengalami kemacetan total pada 2014-2015,” katanya.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.