Maret 2013, Nilai Tukar Petani Turun 0,63 Persen  

Reporter

Senin, 1 April 2013 13:45 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai tukar petani (NTP) pada Maret 2013 mengalami penurunan sebesar 0,63 persen. Nilai tukar petani Maret 2013 sebesar 104,53 lebih rendah dibanding Februari 2013, yang nilainya 105,19.

"NTP ini merupakan rasio indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, dalam konferensi persnya di kantor BPS, Senin, 1 April 2013. Nilai tukar petani terakhir naik pada 2007 lalu. Pada 2008, nilai tukar petani mulai terpuruk.

Sedangkan indeks harga terima petani nilainya 150,81 dan indeks harga bayar petani 144,27. Indeks harga yang diterima petani menggambarkan indeks harga barang-barang yang diterima dari usaha pertaniannya. Sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani menggambarkan harga barang-barang yang dibayarkan petani untuk usaha pertanian dan konsumsi rumah tangganya.

Menurut Suryamin, NTP yang berada di atas 100 masih tergolong menguntungkan bagi petani. Sebaliknya, jika nilainya kurang dari 100, pemerintah harus meningkatkan kesejahteraan petani.

Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

"NTP merupakan salah satu indikator gambaran kesejahteraan petani. Semakin tinggi NTP, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat daya beli petani," ujarnya.

Penurunan NTP pada Maret 2013, lanjutnya, disebabkan oleh turunnya empat subsektor pertanian. Yakni NTP subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Sedangkan NTP subsektor hortikultura naik tipis 0,04 persen dari 107,90 pada Februari 2013 menjadi 107,94 pada Maret 2013.

NTP pada Maret 2012 juga turun sebesar 0,04 persen dibandingkan Februari 2012. Pada Maret 2012, NTP turun dari 105,10 menjadi 104,68. Suryamin mengatakan, memang ada siklus penurunan NTP pada Maret terhadap Februari.

Ia menambahkan, NTP di 32 provinsi juga mengalami perubahan beragam. Pada Maret 2013, NTP di tujuh provinsi mengalami kenaikan, sedangkan di 25 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi pada Maret 2013 terjadi di Provinsi Bangka Belitung, yakni sebesar 0,54 persen. Sebaliknya, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,05 persen.

ROSALINA

Berita Terpopuler:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi

Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan

Dua Kejanggalan dalam Kecelakaan Camry Maut

Sketsa Wajah Penyerang LP Cebongan Segera Disebar

Fitra Sebut Petinggi Polri Terima Rp 11,5 Miliar

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

4 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

7 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya