Batik Berbahan Alam Dilirik Pasar Internasional  

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 29 Maret 2013 16:21 WIB

Perajin batik di Desa Maos Kidul Kecamatan Maos Cilacap menggunakan pewarna alami untuk batiknya, Selasa (19/3). Mereka menggunakan kulit kayu dan daun-daunan untuk mebuat warna tertentu pada batiknya. Di pasaran satu potong kain batik dihargai mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Temanggung - Lily Setiawati, 37 tahun, warga Brojolan Barat Temanggung, Jawa Tengah tak menyangka usaha batik alam bermotif hasil pertaniannya kian dilirik oleh masyarakat. Bahkan pelanggannya pun sudah ada di beberapa negara seperti Cina, India, Jerman, dan Arab.

Batik alam yang baru ditekuninya dua tahun belakangan ini memang berawal dari ketidaksengajaan. Lily menceritakan awalnya ia hanya ikut sekolah membatik dengan tujuan bisa mengajarkan ibu-ibu di desanya membatik. Namun, lantaran batik di Temanggung masih minim, akhirnya ia berniat untuk mengembangkan usaha batik sendiri.

Batik alam menjadi pilihan bagi Lily untuk ditekuni. Ia memilih batik alam karena selama ini di Kabupaten Temanggung batik alam belum banyak dikembangkan.

Selain itu, juga karena faktor ramah lingkungan, aman, dan bahan bakunya lebih ekonomis. "Bahan bakunya banyak diambil dari alam, misalnya sisa-sisa kayu mahoni, kayu nangka, daun mangga, daun jambu, pohon duet, dan sebagainya," kata Lily, Kamis, 28 Maret 2013.

Secara otodidak, akhirnya Lily belajar membuat batik alam. Lily sengaja memilih motif hasil pertanian untuk mengangkat ikon Kabupaten Temanggung. Katanya, Temanggung tidak hanya kaya akan tembakau, melainkan juga berbagai macam hasil pertanian.

Untuk membuat batik alam, Lily sering kali memadukan warna-warna dari pohon. Proses pembuatannya pun bisa lebih dari satu minggu, tergantung kerumitan motifnya. Untuk motif-motifnya, Lily banyak bergerak di batik kontemporer.

Lily memberi nama batiknya batik Larastirto. Batik alam buatannya ini terkenal awet karena ternyata dicelup sebanyak 10 kali. Selain itu, juga tidak mudah luntur serta menyerap panas. Meski harga batiknya berkisar Rp 350.000 hingga Rp 4 juta rupiah, batiknya selalu laris diburu pembeli.

"Sayangnya masyarakat Temanggung sendiri masih enggan untuk membeli. Harga batik alam memang mahal. Sering kali saya harus aktif menjelaskan kepada pembeli tentang proses pembuatannya yang memang rumit," kata Lily.

Batik Larastirto saat ini hanya banyak ditemukan di pameran-pameran. Bila ada pembeli yang tertarik, biasanya mereka akan datang sendiri ke rumah Lily di Brojolan Barat No.232 RT 1 RW 1, Kelurahan Temanggung I, Kecamatan Temanggung.

Sementara itu, saat ini Lily tengah merangkul ibu-ibu rumah tangga di tiga desa di wilayah Kecamatan Kaloran, Kowongan, serta Tembarak untuk mengembangkan batik alam.

"Saya ingin mengembangkan batik alam dengan khas motif hasil pertanian dari masing-masing kecamatan di Temanggung. Harapannya bisa turut menjadi ikon pariwisata di Temanggung," katanya. Rencananya pula, batik Larastirto ini akan diusahakan untuk mendapat hak paten.

OLIVIA LEWI PRAMESTI


Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya