Kejar Libur Imlek, Importir Buru-buru Impor Bawang
Selasa, 26 Maret 2013 15:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bawang putih impor yang sempat tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, akhirnya masuk ke pasar Ibu Kota. Di sebuah gudang, kawasan pergudangan Eraprima, Daan Mogot, Jakarta Barat, misalnya, hari ini telah diisi 300 ton bawang putih jenis Shantung dari Xuzhou, Cina.
Hal itu diketahui dari inspeksi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi, Selasa, 26 Maret 2013. "Kami ingin melihat realisasi distribusinya," ujarnya.
Di gudang PT Golden Gloria itu, Teddy, sang pemilik yang berperan sebagai distributor, menyatakan membeli bawang putih seharga Rp 15 ribu per kilogram dari importirnya, yakni PT Lika Dayatama dan PT Wahana Mitra Mulia. "Kemarin baru tiba dari Surabaya," ujarnya. Dengan harga sekian, Teddy menyatakan akan melepas bawangnya ke distributor yang lebih kecil seharga Rp 16-17 ribu per kilogram.
Di sisi lain, Willius, pemilik PT Wahana Mitra Mulia, menyatakan telah melepas 10 kontainer bawangnya yang sempat tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak. "Itu sudah saya lepas semua," kata Willius.
Meski harus menjual bawang putihnya seharga Rp 15 ribu per kilogram untuk menurunkan harga, Willius tak merasa rugi besar. Sebab, ia membeli bawang itu seharga US$ 1.150 per ton dari Cina.
Importir lain dari PT Lika Dayatama, Yusuf Taufik, menyatakan dirinya telah melepas 20 dari 45 kontainer bawang miliknya yang sempat tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak.
Yusuf mengaku nekat mendatangkan bawang putih sebelum izin lengkap ada di tangan. Ia baru memasukkan permohonan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura ke Kementerian Pertanian pada 21 Januari 2013 lalu. Sebab, ia mempertimbangkan Cina akan memasuki masa libur panjang Imlek dan surat-menyurat bisa beres dengan cepat. Ia pun nekat memesan bawang putih.
"Ternyata RIPH baru keluar 4 Maret. Bawang kami yang datang sejak 1 Maret jadi tertahan," ujarnya.
PINGIT ARIA