BTPN Tak Tahu Diincar Bank Jepang  

Kamis, 14 Maret 2013 13:28 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kepatuhan Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) Anika Faisal mengaku belum mengetahui rencana Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, salah satu bank terbesar di Jepang, untuk mengakuisisi saham BTPN yang dikabarkan mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 15,4 triliun.

"Kami hanya bisa menginformasikan Texas Pacific Group (TPG) Capital pada bulan Maret ini habis periodenya sebagai pemegang saham (locked up), tetapi kami belum tahu apakah TPG akan menjual sahamnya atau tidak," ujarnya kepada wartawan seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2013.

Menurut Anika, TPG memasuki masa akhir pada tahun kelima sebagai pemegang saham terbesar di BTPN. TPG sebelumnya membeli 675.975.970 lembar atau 71,61 persen saham BTPN melalui anak usahanya, TPG Nusantara, pada 14 Maret 2008 silam.

Terkait dengan aturan kepemilikan saham asing yang terbaru dikeluarkan dari Bank Indonesia (BI), Anika mengungkapkan, pihaknya akan mengikuti dan berkoordinasi dengan bank sentral. "Menurut kami, siapa pun yang mau masuk Indonesia, mereka harus melihat, mempelajari, dan mematuhi aturannya. Tapi, untuk akuisisi ini, saya belum dengar informasi dari pemegang saham," tuturnya.

Pekan lalu, Bloomberg mengabarkan bahwa Mitsubishi UFJ akan mengambil kepemilikan saham BTPN yang dikuasai oleh Texas Pacific Group (TPG) Capital. Jika transaksi ini jadi, Mitsubishi UFJ bakal memegang rekor nilai investasi asing tertinggi kedua dalam sektor perbankan di Indonesia. Rekor transaksi terbesar masih dipegang oleh bank asal Singapura, DBS Group Holding, yang membeli saham Bank Danamon senilai US$ 6,8 miliar.

Namun, sumber Bloomberg tersebut mengatakan, para investor yang mengincar saham bank di Indonesia kini tengah menunggu dengan harap-harap cemas. Mereka menanti keputusan dan regulasi Bank Indonesia mengenai kepemilikan investor asing.

Mitsubishi UFJ sebelumnya telah mengumumkan rencana ekspansi ke Asia Tenggara. Tak tanggung-tanggung, perusahaan ini siap membelanjakan dana sebesar US$ 16,4 miliar untuk mengakuisisi bank-bank di kawasan ini.

Saat ini, BTPN menjadi salah satu bank dengan kinerja yang baik lantaran memiliki bisnis inti yang unik: mengelola dana pensiun. Dalam setahun terakhir, nilai saham bank tersebut meroket hingga 32 persen. Profit BTPN pun naik 41 persen menjadi Rp 1,98 triliun pada 2012. Bank ini memiliki 19 ribu pegawai dan 1.000 cabang di Indonesia.

FIONA PUTRI HASYIM

Berita terkait

NPL ke Level 1,36 Persen, Berikut Strategi Bank Mandiri

27 November 2023

NPL ke Level 1,36 Persen, Berikut Strategi Bank Mandiri

Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Ahmad Siddik Badruddin, memprediksi kualitas kredit terjaga hingga akhir 2023 dan stabil pada 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

LPS: Awal 2023, Kinerja Perbankan Stabil dan Likuiditas Memadai

28 Februari 2023

LPS: Awal 2023, Kinerja Perbankan Stabil dan Likuiditas Memadai

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyebut kinerja perbankan tetap stabil di awal 2023.

Baca Selengkapnya

OJK Terbitkan Dua Peraturan Baru, Aturan Perbankan dan Perusahaan Pialang Asuransi

11 Januari 2023

OJK Terbitkan Dua Peraturan Baru, Aturan Perbankan dan Perusahaan Pialang Asuransi

OJK menerbitkan dua peraturan baru tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pialang Asuransi.

Baca Selengkapnya

OJK Rilis Aturan Baru Batas Maksimum Kredit BPR dan BPRS, Berapa ?

9 Desember 2022

OJK Rilis Aturan Baru Batas Maksimum Kredit BPR dan BPRS, Berapa ?

OJK menerbitkan aturan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit BPR dan BPR Syariah

Baca Selengkapnya

Puluhan Bank Terancam Downgrade Jadi BPR, Mengenal Istilah Kurang Modal di Perbankan

13 September 2022

Puluhan Bank Terancam Downgrade Jadi BPR, Mengenal Istilah Kurang Modal di Perbankan

Terhitung maksimal hingga Desember 2022 mendatang, puluhan bank terancam mengalami downgrade jadi BPR tersebab aturan dari OJK. Apa itu kurang modal?

Baca Selengkapnya

Downgrade 24 Bank Jadi BPR karena Kurang Modal, OJK: Belum Final, Masih Dibicarakan

6 September 2022

Downgrade 24 Bank Jadi BPR karena Kurang Modal, OJK: Belum Final, Masih Dibicarakan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan ketentuan pemenuhan modal Rp3 triliun tidak akan berubah.

Baca Selengkapnya

Sebut Digitalisasi Sejak 2015, Perbanas: Kecepatan Adopsi Meledak karena Pandemi

14 Februari 2022

Sebut Digitalisasi Sejak 2015, Perbanas: Kecepatan Adopsi Meledak karena Pandemi

Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pandemi COVID-19 membawa dampak terhadap meledaknya kecepatan adopsi teknologi digital

Baca Selengkapnya

Pemerintah Meminta DPR Setujui Perpu Akses Keuangan  

18 Juli 2017

Pemerintah Meminta DPR Setujui Perpu Akses Keuangan  

Persetujuan Perpu Akses Informasi diperlukan untuk memenuhi
persyaratan penerapan automatic exchange of information (AEoI) pada September 2018.

Baca Selengkapnya

Transfer Antar Bank Semakin Murah dengan National Payment Gateway

7 Juli 2017

Transfer Antar Bank Semakin Murah dengan National Payment Gateway

Dalam National Payment Gateway, biaya transaksi tarik tunai maupun transfer antar
bank ke depan dapat lebih rendah daripada saat ini.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Sri Mulyani Intip Rekening Bank Bikin Resah Pengusaha

7 Juni 2017

Kebijakan Sri Mulyani Intip Rekening Bank Bikin Resah Pengusaha

Asosiasi pengusaha UKM khawatir dengan kebijakan Sri Mulyani mengintip rekening bank Rp 200 juta.

Baca Selengkapnya