GINSI Minta Pemerintah Cabut Pembatasan Impor

Reporter

Senin, 11 Maret 2013 17:23 WIB

Sejumlah buruh wanita mengupas bawang putih yang berada di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten, (26/2). Buruh tersebut mendapatkan upah dalam perharinya sebesar 4 ribu perkarung. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, -Surabaya - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Wilayah Jawa Timur mendesak pemerintah segera mengakhiri pembatasan impor produk hortikultura. Ini langkah nyata guna mereduksi harga bawang putih yang telah menyentuh kisaran Rp 60 ribu per kilogram.


Ketua Umum GINSI Wilayah Jawa Timur Bambang Sukadi mengatakan langkah Kementerian Pertanian mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60 tahun 2012 yang membatasi impor 13 produk hortikultura, salah satunya bawang putih, terbukti tak efektif.


Menurut Bambang, tidak seharusnya komoditas bawang putih masuk dalam program pembatasan impor. Sebab, petani lokal belum banyak yang bercocok tanam bawang putih. "Senin lalu, saya melihat sebanyak 660 kontainer komoditas hortikultura tertahan di terminal petikemas Surabaya," kata Bambang kepada Tempo, Senin 11 Maret 2013.

Selain masalah Permentan Nomor 60 tahun 2012, kata Bambang, soal perizinan juga menjadi batu sandungan bagi importir. Agar impor hortikultura lolos, sedikitnya ada tiga izin yang wajib dikantongi importir. Yakni, importir harus memiliki RIPH (Rencana Impor Produk Hortikultura), SPI (Surat Persetujuan Impor), dan LS (Laporan Surveyor) dari negara asal barang.


Ia berharap, pemerintah pusat kembali melonggarkan aturan importasi komoditas, khususnya bawang putih. Kendati maksud pemerintah untuk menghemat devisa dan menyelamatkan produk dalam negeri, kebijakan ini terbukti banyak merugikan konsumen bawang putih. "Kita ini juga bingung, tapi mau gimana lagi?"

Pedagang sayuran di Pasar Induk Puspa Agro Kabupaten Sidoarjo, Lutfi, mengatakan harga bawang putih jenis Sinco sebesar Rp 59 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. Sementara jenis Kating senilai Rp 85 ribu per kilogram. Kenaikan ini, kata Lutfi, terjadi sejak tiga hari lalu lantaran minimnya pasokan.


Sebelumnya, harga bawang putih sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Kini pedagang umumnya menjual bawang jenis Sinco, daripada jenis kating. Tak hanya bawang, harga berambang merah juga menunjukkan kenaikan. Lutfi melepas berambang merah seharga Rp 50 ribu per kilo, sebelumnya hanya sekitar Rp 23 ribu per kilo. "Sudah satu minggu ini rata-rata dikirim 50 kilogram bawang ke pasar ini. Dulu sekali kirim minimal 1 kuintal," ujarnya.

Sementara komoditas sayuran lainnya, seperti wortel, gubis, cabai rawit dan mentimun belum menunjukkan kenaikan harga yang drastis. Untuk mentimun seharga Rp 2.500 per kilo, wortel seharga Rp 6.000 per kilo dan cabe rawit Rp 34 ribu per kilo. Lutfi mengakui, komoditas bawang putih masih diimpor dari luar negeri. "Kalau berambang merah biasanya dari Tegal dan Probolinggo," kata Lutfi.

DIANANTA P. SUMEDI


Advertising
Advertising


Berita terpopuler:

Penghafal Al Quran Bisa Masuk Fakultas Kedokteran
Brimob Jaga Lokasi Penangkapan Kelompok Hercules

Duit Suap Djoko untuk DPR Diberikan di Parkiran

Dukungan Polri di Bawah Kemendagri Meluas



Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

5 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

18 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

1 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya