Menteri BUMN Dahlan Iskan (kanan) berbincang dengan Dirut Perum LKBN ANTARA, Saiful Hadi (kiri) serta Direktur SDM dan Umum Perum PKBN ANTARA, Naufal Mahfudz saat menggelar rapat di Wisma ANTARA, Jakarta, Selasa (19/2). ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan akan menggabung PT Balai Pustaka (Persero) dan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) ke Perum LKBN Antara. "Terserah sistemnya mau bagaimana, merger, akuisisi, atau apa. Pokoknya PNRI dan Balai Pustaka ke Antara," katanya di Wisma Antara, 19 Februari 2013.
Ia berharap tahun ini rencana penggabungan tersebut sudah bisa direalisasikan. "Direktur Komersial Antara, Pak Hempi, menjadi Dirut PNRI. Ini untuk penyehatan supaya penyatuan juga bisa cepat," katanya.
Sebelum digabung, Dahlan menegaskan, harus ada beberapa aset di Balai Pustaka yang dilepas karena posisi keuangannya negatif. Namun, penjualan itu nilainya tidak akan banyak. "Negatifnya, Balai Pustaka di bawah Rp 10 miliar," kata Dahlan.
Menteri berharap masuknya PNRI dapat menjadi mesin uang bagi Antara. Dengan demikian, Antara tidak lagi bergantung pada pendapatan public service obligation (PSO) dari pemerintah. Penggabungan ini dinilai penting karena bisnis percetakan sudah dapat dikelola oleh swasta dengan baik. "Jadi, nilainya sudah tidak sestrategis dahulu," kata Dahlan.