Produksi Anjlok, Petani Cabai Terpaksa Naikkan Harga Jual  

Reporter

Sabtu, 16 Februari 2013 19:21 WIB

PETANI CABAI DAN TOMAT DI GARUT GAGAL PANEN

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) menyatakan produksi cabai tahun ini anjlok akibat banjir dan perubahan cuaca ekstrem. Ketua Umum AACI Dadi Sudiyana memperkirakan produksi cabai anjlok hingga 70 persen.
Menurut Dadi, anjloknya produksi cabai membuat petani terpaksa menaikkan harga jual cabai. “Biasanya panen cabai pada Februari sampai April, tapi banyak petani yang gagal panen dan harga memang akan menjadi tinggi,” kata Dadi kepada Tempo, Sabtu, 16 Februari 2013.

Ia menambahkan, seharusnya harga cabai turun pada saat memasuki musim panen. Namun, karena diperkirakan banyak yang gagal panen, harga terus naik di tingkat petani. Harga cabai rata-rata saat ini di tingkat petani berkisar Rp 8.000-Rp 15.000 per kilogram. Padahal, jika tidak mengalami gagal panen, biasanya harga cabai di tingkat petani sebesar Rp 6.000 per kilogram.

Petani, kata dia, terpaksa menaikkan harga jual cabai untuk menutupi biaya produksi. Pasalnya, biaya produksi cabai sekitar Rp 60 juta per hektare. Karena itulah, dia menambahkan, harga cabai di tingkat petani tidak boleh di bawah Rp 7.000 per kilogram.

“Karena biasanya satu hektare bisa produksi 10 sampai 15 ton, tapi karena banjir ini produksi hanya 5 sampai 8 ton per hektare. Berarti supaya biaya bisa kembali, harga cabai rata-rata harus di kisaran itu.”

Ia mengatakan, banjir telah membuat hampir sebagian besar sentra produksi cabai mengalami gagal panen. Beberapa wilayah yang terkena banjir dan menyebabkan anjloknya produksi di antaranya Jawa Timur (Jember, Banyuwangi, Kediri), Jawa Barat (Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, Cianjur, Sukabumi), dan Jawa Tengah (Sragen, Brebes).

“Pulau Jawa ini menyumbang sekitar 60 persen dari total produksi nasional,” ucapnya.


Dadi meminta pemerintah segera tanggap mengatasi permasalahan petani cabai ini. Pemerintah diminta melindungi petani dengan memberikan kucuran modal agar bisa menanam kembali. Atau memberikan kemudahan bagi petani untuk mengakses kredit seperti KUR (kredit usaha rakyat) dan KKPR (kredit ketahanan pangan dan energi). “Petani juga membutuhkan pendampingan setelah produksinya gagal panen.”

Di Pasar Induk Kramat Jati, harga cabai keriting tercatat Rp 17.000 per kilogram, harga cabai merah naik tipis dari Rp 17.500 per kilogram menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Sementara itu, harga cabai rawit juga naik dari Rp 18 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilogram.

ROSALINA

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

1 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

5 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

8 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

21 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

33 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

35 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

36 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

44 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya