Dow Jones Lengser dari Level 14 Ribu  

Reporter

Editor

viva

Selasa, 5 Februari 2013 06:44 WIB

AP/Jin Lee

TEMPO.CO, New York -- Saham-saham di bursa Amerika mengalami koreksi lebih dari 1 persen, yang merupakan penurunan terburuknya sepanjang tahun ini, karena ketidakpastian di Eropa. Setelah berhasil menyentuh level 14 ribu untuk pertama kalinya sejak 2007, indeks Dow Jones turun cukup tajam seiring naiknya imbal hasil obligasi Spanyol.

Dalam perdagangan semalam, indeks saham utama Dow Jones ditutup melemah 129,71 poin (0,9 persen) ke level 13.880,08. Dari 30 saham komponen Dow Jones, hanya satu saham yang harganya naik, yakni Boeing Co (BA) yang menguat 0,45 persen. Indeks saham teknologi Nasdaq juga turun 47,93 poin (1,53 persen) ke level 3.131,17.

Munculnya masalah dari Eropa mengganjal pasar saham global, termasuk Wall Street. Beberapa analis selama berminggu-minggu telah mengatakan bahwa saham berpotensi mengalami koreksi 3-5 persen. Sebab, selama Januari, indeks telah naik 5 persen hingga mendorong indeks saham ke level tertingginya lebih dari lima tahun terakhir.

Ahli strategis dari Stifel Nicolaus & Co, Elliot Spar, mengatakan, banyak alasan untuk menjelaskan terhadap aksi jual yang terjadi kali ini. Dari isu-isu politik serta naiknya tingkat suku bunga di Eropa kembali memicu kecemasan investor. “Pasar telah lama menguat dan melakukan pembelian di saat bursa melemah membuat investor cukup mudah untuk mendapatkan keuntungan.”

Indeks S&P 500 terkoreksi 17,46 poin (1,2 persen) ke posisi 1.495,71. Akhir pekan lalu, indeks S&P 500 berhasil menyentuh level tertingginya sejak Desember 2007. Semua sektor mengalami koreksi, dipimpin oleh saham teknologi dan keuangan.

McGraw-Hills Cos (MHP) melemah 13,78 persen dan Moody Corp susut 10,66 persen--merupakan saham yang turun paling tajam setelah lembaga pemeringkat Standard & Poors Services mengatakan bahwa Departemen Kehakiman berencana mengajukan tuntutan perdata karena perannya dalam penilaian masalah sekuritas mortgage-obligasi pada tahun 2007.

“Kami memiliki ganjalan untuk terus berlari dan Anda melihat kekhawatiran dari Eropa sehingga kami kembali ke masalah lama seperti imbal hasil di Italia dan Spanyol, khususnya jatuhnya pasar Eropa,” kata Bill Stone, kepala strategi investasi dari PNC Asset Management Group.

Dari kawasan Eropa, Perdana Menteri Mariano Rajaoy terperosok dalam skandal korupsi di tengan seruan pengunduran dirinya dari Partai Sosialis oposisi, yang membuat imbal hasil Spanyol untuk tenor 10 tahun kembali melonjak lebih dari 5 persen.

Sedangkan reformasi yang diimplementasikan di Italia dipandang cukup berisiko seiring meningkatkan popularitas Silvio Berlusconi.

Saham Wal-MartStores Inc (WMT) turun 1,22 persen, setelah JP Morgan Chase menurunkan penilaian perusahaan pengecer tersebut menjadi netral dari posisi sebelumnya: overweight. Cevron Corp (CVX) merosot 1,12 persen setelah UBS AG menurunkan peringkat perusahaan minyak tersebut menjadi netral dari posisi sebelumnya: beli.

Merk & C0 (MRK) jatuh 2,34 persen setelah Morgan Stanley memangkas penilaian perusahaan farmasi ini. Saham Oracle turun 2,97 persen setelah perusahaan pembuat peranti lunak ini akan membeli Acme Packet Inc (APKT) 23,65 persen senilai US$ 1,7 miliar. Sedangkan saham APKT justru melonjak 24 persen.

MARKETWATCH | VIVA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

43 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya