TEMPO.CO, Jakarta- Rosan Perkasa Roeslani resmi mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Menurut Manager Relasi Publik PT Berau Coal Energy, Bintoro Prabowo, pengunduran diri Rosan berdasarkan kemauan dirinya sendiri.
"Ia memang berinisiatif mengundurkan diri agar Berau dapat secara penuh berkonsentrasi pada pertumbuhannya yang eksponensial," kata Bintoro dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 29 Januari 2013.
Bintoro menambahkan Rosan berencana untuk kembali fokus mendorong value creation di Grup Recapital yang di dalamnya ia juga merupakan pemegang saham perseroan. Salah satu alasan Rosan ingin kembali ke Recapital adalah bisnis Recapital saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang sangat positif di sektor perbankan dan finansial, infrastruktur, serta di sektor properti dan jasa pariwisata. Untuk itu, ia ingin lebih terlibat mendukung pertumbuhan sektor-sektor tersebut.
Rosan, katanya, sudah cukup lama mewacanakan suksesi kepemimpinan di perseroan. Bahkan, ia sudah berencana menunjuk Eko Santoso Budianto sebagai penggantinya dengan tetap mengacu pada aturan dan mekanisme formal yang berlaku. Eko sendiri sebelumnya pernah menjadi CEO pertama PT Berau Coal Energy Tbk.
Rosan P Roeslani telah menjabat sebagai Direktur Utama PT Berau Coal Energy selama tiga tahun. Beberapa waktu lalu, Rosan pernah mengungkap adanya audit dan investigasi yang dilakukan oleh Bumi Plc untuk menyelidiki apakah terdapat persekutuan dan keterpaduan bisnis antara BUMI, Borneo (Samin Tan) dan Recapital di Bumi Plc.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.