Agus Marto: Defisit Neraca Perdagangan Soal Serius  

Selasa, 8 Januari 2013 14:05 WIB

Agus Martowardojo. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan fenomena defisit neraca perdagangan Indonesia yang baru terulang lagi sejak tahun 1961 ini harus ditanggapi dengan serius. Menurut dia, ke depan pemerintah tak hanya melihat faktor eksternal sebagai alasan defisit neraca perdagangan, melainkan juga secara internal. "Betul-betul kita harus jaga produktivitas dan perbaikan aktivitas ekspor-impor kita," ucapnya singkat, Selasa, 8 Januari 2013.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan RI pada Januari hingga November 2012 tercatat mengalami defisit sebesar 1,33 miliar dolar AS. Defisit tersebut terjadi akibat penurunan ekspor November sebesar 16,44 miliar dolar AS atau menurun 4,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2011 sebesar 16,92 miliar dolar AS. Adapun impor pada November 2012 sebesar 16,92 miliar dolar AS atau meningkat 9,92 persen dari periode sebelumnya sebesar 15,3 miliar dolar AS.

Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Achsanul Qosasi mengatakan, untuk mengatasi defisit neraca perdagangan akibat penurunan ekspor, pemerintah diminta untuk membuka pasar baru. Pada 2013 ini, pemerintah tidak harus mengekspor ke Eropa saja, melainkan menyasar pasar ekspor di Amerika Latin dan Afrika. "Atasi penurunan ekspor ya dengan menambah pasar baru, tapi jangan di Eropa lagi," katanya.

Peningkatan konsumsi domestik, menurut Achsanul, juga masih bisa diandalkan pada 2013 untuk meningkatkan neraca perdagangan Indonesia. "Dari pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen tahun 2012 itu, 4 sampai 5 persen itu didorong oleh konsumsi domestik," ujarnya.

Selain itu, pemerintah disarankan untuk memberikan insensif fiskal bagi para investor yang akan menanamkan modal di Indonesia. Terutama bagi investor yang berinvestasi dengan nilai investasi sebesar Rp 1 triliun dan mampu menyerap 1.000 orang tenaga kerja. "Misalnya, pengurangan pajak," kata

Dia menambahkan, investor juga seringkali mengeluhkan iklim investasi Indonesia yang belum ramah perizinan. "Investor mengeluh banyak perizinan yang terlambat digolkan. Jadi, perizinan juga harus diperketat," ujarnya. "Akibatnya, perusahaan memilih untuk pindah. Contohnya Nike yang akan memindahkan pabriknya ke Vietnam."

Ini dinilai berbahaya karena jika dilihat pada 2011, neraca perdagangan Indonesia berhasil suprlus pada periode November sebesar 1,53 miliar dolar AS. Adapun neraca perdagangan pada November 2012 justru mengalami defisit sebesar 478,4 juta dolar AS. "Ini hampir tergerus hingga 100 persen," ujarnya.

AYU PRIMA SANDI

Berita terkait

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

3 jam lalu

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

Mantan karyawan PT Sepatu Bata yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) berusaha mencari tempat kerja baru.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

19 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Bertahan di Level Rp 1.350.000 per Gram

23 jam lalu

Harga Emas Antam Bertahan di Level Rp 1.350.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini stagnan di level Rp 1.350.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

2 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

2 hari lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

3 hari lalu

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atauharga emas Antam melonjak ke level Rp 1.350.000 per gram dalam perdagangan akhir pekan, Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

3 hari lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

4 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

4 hari lalu

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

Sejumlah nama besar masuk dalam bursa calon menteri keuangan untuk kabinet Prabowo-Gibran. Dua sosok dinilai cukup kuat

Baca Selengkapnya