Pasar Ekspor CPO Indonesia Terancam

Selasa, 8 Januari 2013 13:21 WIB

ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) khawatir pasar ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ke India dan Pakistan direbut oleh Malaysia, yang merupakan produsen CPO terbesar kedua setelah Indonesia. Sebab, pajak ekspor Malaysia mulai Januari turun dari 23 persen menjadi rata-rata 4,5-8 persen, sedangkan Indonesia masih memberlakukan pajak ekspor 7,5 persen hingga 22,5 persen.

Sekretaris Jenderal Gapki Joko Supriyono mengatakan, pada 2013 pemerintah harus mewaspadai langkah Malaysia yang memberlakukan penurunan pajak eskpor mulai Januari ini. "Pemerintah harus antisipasi pemberlakuan pajak ekspor di Malaysia. Kalau pemerintah tidak adjustmen pajak ekspor kita, daya saing ekspor CPO kita akan kalah dengan Malaysia," kata Joko Supriyono dalam konferensi pers Refleksi Industri Kelapa Sawit 2012 dan Prospek 2013, di kantor Gapki, Jakarta, Selasa, 8 Januari 2013.

Menurut Joko, industri CPO khawatir pasar ekspor ke India yang selama ini dikuasai Indonesia akan direbut Malaysia. Padahal, kata dia, ekspor CPO ke India rata-rata 5-5,5 juta ton setiap tahunnya. Sedangkan pasar ke Pakistan sudah lebih dulu terambil oleh Malaysia karena kesepakatan Preferential Trade Agreement (PTA) kedua negara yang membuat ekspor Indonesia ke Pakistan anjlok dari 1,2 juta ton menjadi 160 ribu ton. Namun, kini Indonesia juga sudah menjalin PTA dengan Pakistan sehingga volume ekspor 2012 naik menjadi 600 ribu ton dan diharapkan bisa naik menjadi 1 juta ton tahun ini.

Ketua Bidang Pemasaran Gapki Susanto menambahkan, seharusnya pemerintah sigap mengantisipasi penurunan pajak eskpor Malaysia. Harga referensi untuk pengiriman Januari sebesar US$ 774 per ton sehingga pajak ekspor ditetapkan 7,5 persenn.

Pemerintah diminta menurunkan pajak ekspor menjadi 5 persen agar bisa bersaing dengan Malaysia. "Kalau perlu ketika stok CPO masih banyak dan harga terus turun pajak ekspor diturunkan menjadi nol persen," ujarnya.

Meski pajak ekspor untuk pengiriman Januari sudah berada di level 7,5 persen namun Susanto tak yakin volume ekspor akan naik. Volume ekspor sepanjang Januari ini tidak akan melebihi angka 1,5 juta ton. Stagnansi volume ekspor akan terus terjadi hingga Maret mendatang jika pemerintah tak juga memperbaiki kebijakan dalam negeri. "Angka ekspor tidak akan jauh dari 1,3 sampai 1,5 juta ton. Karena stok dalam negeri kita tetap akan tinggi dan menekan harga," kata dia.

Stok CPO dalam negeri dikhawatirkan tetap tinggi dan membuat harga kembali anjlok. Pada tahun ini, Gapki memprediksi produksi CPO 28 juta ton atau naik dari 2012 yang mencapai 26,5 juta ton.

ROSALINA

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

19 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

1 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

3 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

10 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

10 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

11 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

11 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

15 hari lalu

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya