Pemerintah Belum Fokus Benahi Penyerapan Anggaran  

Reporter

Jumat, 21 Desember 2012 18:45 WIB

Tempo/Tommy Satria

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa menilai pemerintah masih belum fokus dalam pembenahan penyerapan anggaran pendapatan dan belanja negara. “Problem penyerapan anggaran sudah terjadi bertahun-tahun. Tetapi nyatanya belum terlihat ada pembenahan yang berarti agar realisasi anggaran sesuai target,” kata Purbaya saat dihubungi Tempo Jumat, 21 Desember 2012.

Dari pengamatannya, realisasi penyerapan anggaran negara yang tidak tepat jumlah telah terjadi sejak 2008 lalu. Saat itu, kementerian dan lembaga negara hanya mampu menyerap sekitar 80 persen total anggaran negara. Sedangkan sisanya tidak terserap dan terpaksa tetap tersimpan di Bank Indonesia.

Menurut ia, mestinya setelah empat tahun berlalu ada evaluasi dan pembenahan agar realisasi anggaran lebih baik. Caranya, dengan menjadikan evaluasi penyerapan tahun anggaran sebelumnya sebagai masukan dalam perencanaan proyek dan anggaran pada tahun anggaran berikutnya.

Purbaya mengatakan ada beberapa hal yang harus dievaluasi pemerintah agar anggaran negara dapat terserap dengan baik. Antara lain, proses perencanaan dan ketepatan waktu pelaksanaan proyek, proses pencairan anggaran, dan juga berbagai program yang sebenarnya dari tahun ke tahun sulit terealisasi namun tetap dianggarkan.

Ia menjelaskan, berbagai program pembangunan pasti telah direncanakan jauh sebelum tahun anggaran berjalan. Seharusnya pemerintah sudah dapat memperkirakan jadwal mulai program pembangunan dapat ditenderkan dan dijalankan.

“Jadi, begitu masuk tri semester pertama pemerintah seharusnya sudah mulai mempersiapkan administrasi program. Dengan demikian, pada tri semester berikutnya pembangunan secara fisik sudah bisa dimulai,” kata Purbaya.

Selain lebih memperketat waktu pelaksanaan proyek pembangunan, Purbaya juga meminta pemerintah mengevaluasi prosedur pencairan anggaran. Menurut dia, jika memang ada prosedur pencairan yang sulit, harus dibenahi agar anggaran juga dapat lebih cepat diserap.

“Dan jika dari evaluasi ada berbagai program yang terlihat jarang terserap, pada tahun anggaran berikutnya tidak perlu dianggarkan lagi,” kata Purbaya. Hal tersebut, katanya, perlu dilakukan pemerintah untuk mencapai efisiensi anggaran negara dan sekaligus meningkatkan belanja modal negara.

Ia memperkirakan setidaknya ada Rp 100 triliun uang negara yang ngendon di BI akibat tidak dapat terserap oleh kementerian dan lembaga negara. Jumlah tersebut setara dengan defisit anggaran negara yang ditutup dengan cara mengadakan utang luar negeri.

“Jadi sayang, kita berutang yang akhirnya tidak terpakai, sementara kita tetap harus membayar bunganya sekitar 6 persen per tahun,” kata Purbaya. Padahal dengan bunga tersebut, pemerintah mampu membangun setidaknya 2.000 kilo meter jalan tol.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengeluhkan realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara yang masih di bawah target, yaitu 80 persen dari target 93 persen. Penyebabnya, proses perencanaan dan perumusan anggaran di APBN-P tidak disiplin sehingga realisasi penyerapan anggaran rendah dan kurang berkualitas.

RAFIKA AULIA

Berita terkait

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

18 menit lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

2 jam lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

1 hari lalu

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

Pengamat kebijakan publik Univesitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan tidak ada urgensi pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan dalam pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

1 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

3 hari lalu

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

6 hari lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

6 hari lalu

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) menyoroti kritik publik terhadap Ditjen Bea Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

7 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

7 hari lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya