TEMPO.CO, Jakarta - Target 25 perusahaan negara untuk masuk bursa tahun ini diperkirakan tidak akan tercapai. Salah satu faktor adalah kurangnya partisipasi badan usaha milik negara dalam mekanisme penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar, menyayangkan kurangnya partisipasi perusahaan BUMN untuk IPO. Dia berharap tahun depan komitmen mendorong BUMN untuk IPO semakin kuat.
“Saya yakin regulator, pemerintah, dan otoritas bursa (self regulatory organization/SRO) mensosialisasikan kepada BUMN maupun perusahaan tertutup untuk memanfaatkan peluang IPO,” katanya, dalam peluncuran infrastruktur pasar modal di Gedung BEI, Jakarta, Selasa, 18 Desember 2012.
Mahendra menambahkan, pemerintah mengundang investor asing agar mau berinvestasi di sini. Namun, hal itu tidak berdampak terhadap penambahan jumlah emiten.
“Selama ini kami mengimbau investor untuk investasi. Termasuk mengundang investor asing. Tapi kalau jumlah emiten tidak bertambah, ya buat apa? Kesempatan itu akan hilang,” katanya.
Bursa Efek Indonesia sebelumnya telah merevisi target perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di bursa tahun ini. Dari 25 perusahaan kemudian direvisi menjadi 23 perusahaan. Sebab, dua perusahaan yang sudah ada dalam daftar mengundurkan jadwal IPO menjadi tahun depan.
Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia, Hoesen, mengatakan sebenarnya masih ada sembilan perusahaan yang prosesnya sudah rampung di BEI. Antara lain PT Bank Maspion, PT Siba Surya, PT Indoprima Gemilang, PT Pelita Cengkareng Paper, dan PT Cipaganti Citra Graha. Namun, perusahaan-perusahaan itu memilih memundurkan jadwal IPO hingga Januari 2013.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.