TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih mengalir untuk wilayah Jawa. Menurut data Bank Indonesia per September 2012, kredit UMKM mencapai Rp 486,25 triliun. Sebesar 57,24 persennya mengalir untuk pengusaha kecil dan menengah di Jawa.
Adapun kredit terbesar mengalir ke DKI Jakarta Rp 83,86 triliun, diikuti Jawa Barat Rp 61,45 triliun dan Jawa Timur Rp 61,41 triliun. Sementara penyaluran terkecil yakni ke Sulawesi Barat Rp 1,52 triliun, Gorontalo Rp 1,80 triliun dan Maluku Utara yakni Rp 1,30 triliun. Dari total penyaluran kredit ke daerah yang mencapai Rp 2.584 triliun, porsi kredit UMKM sebesar 18,82 persen.
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Mirza Adityaswara menjelaskan saat ini perbankan memang baru mulai ekspansi jaringan kredit UMKM ke luar Jawa. "Jaringan perbankan mengikuti potensi pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Hingga pertengahan dekade tahun 2000, Mirza menjelaskan, Pulau Jawa masih mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia maka tak ayal jaringan perbankan terbanyak di pulau Jawa dan kredit mengalir lebih banyak untuk Pulau Jawa.
"Tapi sejak era ekonomi komoditi tambang dan perkebunan serta era desertralisasi maka luar Jawa sejak 4 tahun lalu menjadi pusat pertumbuhan Indonesia," ucapnya.
Mirza sepakat, aturan Bank Indonesia yang mewajibkan bank menyalurkan kredit UMKM minimal 20 persen dari baki kredit, akan mendorong penyaluran UMKM lebih meluas. Tapi, ia mengingatkan bank harus tetap hati-hati dalam menyalurkan kredit. "Aturan UMKM 20 persen dan regionalisasi akan bisa mendorong ekspansi UMKM ke luar Jawa, tapi perbankan tetap harus prudent," ujarnya.
MARTHA THERTINA