Rupiah Menguat ke 9.595 di Akhir November

Reporter

Editor

viva

Jumat, 30 November 2012 17:31 WIB

Suasana di sebuah Money Changer, di Jakarta. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Spekulasi bahwa Pemerintah dan Kongres Amerika Serikat mampu mencapai kesepakatan pagu anggaran untuk menghindari Fiscal Cliff berupa kenaikan pajak dan pemangkasan anggaran memunculkan risk appetite (keberanian mengambil risiko) para pelaku pasar. Tekanan dolar Amerika Serikat pun mengendur sehingga rupiah ditutup menguat dibawah 9.600 per dolar AS

Seruan dari pemimpin partai oposisi agar Bank Sentral Jepang (BoJ) mengeluarkan segala upayanya untuk mengucurkan dana ke sistem keuangan membuat yen kembali melemah terhadap mata uang dunia memicu animo pemodal untuk memburu aset dalam mata uang yang berimbal hasil tinggi. Hal ini membuat rupiah dan mata uang regional ditransaksikan menguat terhadap dolar Amerika.

Dipasar uang hari ini, Kamis, 30 November 2012, nilai tukar rupiah ditutup menguat 5 poin (0,05 persen) ke level 9.595 per dolar AS. Dan sepanjang bulan November mata uang lokal 10 poin (0,1 persen) dibanding posisi akhir bulan Oktober lalu di 9.605 per dolar Amerika.

Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting menjelaskan, adanya harapan penyelesaian masalah Fiskal Cliff (Tebing Fiskal) di Amerika dan BoJ akan terus mengguyur likuiditas ke pasar membuat pelaku pasar cenderung melepas mata uang yang dianggap aman seperti dolar dan yen.

Mereka mengalihkan portofolionya dalam mata uang yang berimbal hasil tinggi di pasar berkembang seperti rupiah dan mata uang Asia lainnya. “Adanya sentimen positif di pasar global pasti adalah pengaruhnya terhadap rupiah,” tutur Yohanes.

Tercapainya kesepakatan pinjaman untuk Yunani mampu meredakan kecemasan pasar dan mata uang tunggal Uni Eropa, euro berhasil menguat hingga di atas US$ 1,30 membuat tekanan terhadap rupiah juga mereda. Apalagi mulai berkurangnya kebutuhan dolar AS dari korporasi membuat rupiah berhasil menguat dibawah level 9.600 per dolar AS.

Mata uang regional sebagian besar ditutup menguat terhadap dolar Amerika. Won Korea terapresiasi 0,12 persen, peso Philipina menguat 0,0,07 persen, ringgit Malaysia naik 0,19 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,07 persen.

Mata uang utama, euro menguat 0,15 persen menjadi US$ 1,2990, sedangkan yen Jepang melemah 0,63 persen ke 82,64 per dolar AS. Dan indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya turun tipis 0,184 ke level 80,186.

PDAT | VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

10 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

7 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

10 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

10 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya