TEMPO.CO, Jakarta - Seperti tidak mau ketinggalan dengan indeks harga saham gabungan Bursa Jakara yang kembali naik dan mencatat rekor tertinggi baru, rupiah hari ini juga menguat hingga menembus di bawah level 9.600 per dolar Amerika Serikat.
Di tengah meningkatnya animo pelaku pasar terhadap aset yang berimbal hasil tinggi, Bank Indonesia (BI) terlihat aktif masuk ke pasar sehingga membuat rupiah menguat di bawah 9.600 per dolar AS untuk pertama kalinya sejak 22 Oktober lalu.
Nilai tukar rupiah di pasar uang hari ini berhasil menguat 18 poin (0,19 persen) ke posisi 9.595 per dolar Amerika. Menjelang berakhirnya transaksi, BI masuk ke pasar. Intervensi BI membuat rupiah menguat cukup lumayan.
Analis dari Treasury Bank Negara Indonesia, Raditya Ariwibowo, mengungkapkan secara tak terduga rupiah menguat cukup kencang hingga di bawah 9.600 per dolar AS. Pada sesi awal, rupiah masih stabil di sekitar 9.615 per dolar AS. “Namun, menjelang sore BI aktif masuk ke pasar dan melepas dolarnya sehingga memicu apresiasi rupiah.”
Masuknya aliran dana asing di bursa yang terlihat dari naiknya harga saham memberikan dorongan bagi rupiah untuk menguat. Menguatnya euro karena ekspektasi bahwa Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional akan segera mencairkan pinjaman Yunani senilai US$ 40 miliar di respon positif oleh para pelaku pasar dengan melepas dolar AS.
BI memanfaatkan kondisi global yang agak kondusif untuk menggiring rupiah sedikit menguat. “Pergerakan rupiah kali ini sebenarnya agak anomali. Di tengah tingginya kebutuhan dolar AS dari korporasi menjelang akhir bulan justru bisa menguat,” Raditya memaparkan.
Dari faktor domestik belum ada alasan bagi rupiah untuk menguat dan lebih banyak dipengaruhi faktor global. Kemungkinan para pelaku pasar mengantisipasi semakin dekatnya Yunani akan menerima bantuan tahap kedua dalam pertemuan para pemimin Uni Eropa yang berlangsung hari ini.
Mata uang regional sore ini bergerak beragam. Dolar Singapura terapresiasi 0,02 persen ke 1,2233, bath Thailand naik 0,03 menjadi ke 30,69, ringgit Malaysia menguat 0,13 persen ke 3,055 per dolar AS. Sedangkan won Korea melemah 0,07 ke 1.086,09 dan peso Philipina juga turun 0,03 persen ke 41 per dolar AS.
Yen Jepang menguat 0,46 persen ke posisi 82,01 per dolar AS, sementara euro melemah 0,04 persen ke US$ 1,2967. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya naik 0,014 poin ke level 80.202.
PDAT | VIVA B. K
Berita terkait
Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS
1 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat di Angka Rp 16.088
2 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaMasih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
8 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
10 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
12 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
12 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
12 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca Selengkapnya