TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya saham unggulan seperti Bank BRI (BBRI), Astra International (ASII), serta Unilever (UNVR) mampu mengantar indeks mencetak rekor tertinggi baru sepanjang sejarah bursa.
Membaiknya data-data ekonomi di Cina, Eropa, serta Amerika Serikat pekan lalu masih direspons positif investor sehingga harga saham di sebagian bursa Asia, termasuk bursa Jakarta, kembali menguat.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini, Senin, 26 November 2012, ditutup naik 26,361 poin (0,61 persen) ke 4.375,169. Ini merupakan kenaikan dalam empat hari beruntun.
Analis dari PT Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih, menjelaskan positifnya data ekonomi global serta optimisme pemodal akan segera dikucurkannya dana talangan yang kedua bagi Yunani memicu animo investor untuk kembali memburu saham di bursa.
Saham–saham unggulan seperti BBRI, ASII, UNVR, serta Bank Mandiri kembali diburu investor setelah dalam beberapa pekan terakhir secara teknikal berada di batas bawahnya. “Saham unggulan akhirnya kembali melanjutkan tren kenaikannya,” kata Alfatih.
Fundamental makroekonomi domestik masih menjadi penopang indeks mampu bertahan di atas level 4.300. “Dan saat kondisi global sedang membaik, bursa Jakarta langsung menguat ke level tertingginya,” ujarnya.
Volume perdagangan hari ini mencapai 5,02 miliar dengan nilai transaksi Rp 4,01 triliun serta frekuensi 133,7 triliun. Harga 135 saham naik, 96 aham turun, serta 107 saham lainnya stagnan. Dan investor asing mencatat pembelian bersih Rp 65 miliar.
Saham-saham yang mendongkrak indeks kali ini antara lain: BBRI naik Rp 200 menjadi 7.250, ASII menguat Rp 100 ke Rp 7.900, TLKM naik Rp 200 ke Rp 9.400, serta Unilever naik Rp 450 ke Rp 26.900, serta Bank Mandiri juga naik Rp 100 menjadi Rp 8.800 per saham.
Dari kawasan regional, bursa Tokyo sore ini ditutup menguat 0,24 persen, bursa Singapura naik naik 0,51 persen, serta bursa Taiwan juga menguat 1,1 persen. Sedangkan bursa Seoul melemah 0,15 persen, bursa Shanghai tekoreksi 0,49 persen, serta bursa Hong Kong juga turun 0,24 persen.
PDAT | VIVA B. K
Berita lain:
Citilink Pastikan Tiada Lagi Penerbangan Tertunda
Soekarwo: Silakan Gugat Jika Tak Puas pada UMK
Pertamina Stop Pengendalian Pasokan BBM Bersubsidi
Selasa, Kereta Bogor-Jakarta Beroperasi Normal
Rupiah Berpeluang Mendekat ke 9.600
Berita terkait
IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS
4 hari lalu
IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)
Baca SelengkapnyaIHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
13 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
22 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
27 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
59 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya