TEMPO.CO, Tokyo - Lembaga pemeringkat Fitch Rating hari ini, Kamis, 22 November 2012, mengatakan bahwa pihaknya telah menurunkan peringkat surat utang dari Sony Corp dan Panasonic Corp ke level non-investasi, atau masuk kategori sampah. Keputusan ini diambil setelah kedua raksasa elektronik Jepang kembali mengalami kerugian dan sedang berjuang untuk mengembalikan bisnis mereka.
Baru-baru ini lembaga pemeringkat lainnya seperti Standard & Poor’s dan Moody’s Investor Services juga menurunkan peringkat utang Sony dan Panasonic. Namun, Fitch yang pertama menurunkan peringkat kedua perusahaan elektronik tersebut masuk kategori sampah.
Penurunan peringkat perusahaan elektronik Jepang ini merupakan dampak dari babak-belurnya kinerja keuangan mereka setelah mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir.
Ficth memangkas peringkat Sony menjadi BB- dari posisi sebelumnya BBB-, dan peringkat Panasonic menjadi BB dari BBB-, dengan prospek negatif untuk keduanya.
Pemangkasan Sony merupakan cerminan dari Fitch bahwa “pemulihan kondisi perusahaan akan berjalan lambat, mengingat kerugian perusahaan elektronik akibat tingginya persaingan pada produk utamanya, kondisi ekonomi yang lemah di negara maju, serta menguatnya mata uang yen,” menurut penjelasan Fitch.
Adapun penurunan Panasonic, Fitch menerangkan, “lemahnya daya saing pada produk televisi dan bisnis inti lainnya. Profil keuangan perusahaan tidak mungkin menunjukkan peningkatan secara material dalam jangka pendek hingga jangka menengah,” ia memaparkan.
Bulan lalu, Panasonic mengatakan bahwa biaya restrukturisasi tambahan kemungkinan akan kembali masuk ke area merah untuk dua tahun beruntun, dengan kerugian diperkirakan lebih dari dua fiskal sekitar US$ 19 miliar. Perusahaan berencana untuk menghentikan penjualan telepon bergeraknya ke luar negeri dan mengurangi investasi pada panel surya dan baterai isi ulang.
Sony bulan ini mengumumkan rencananya untuk menambah utangnya hingga mendekati US$ 2 miliar dengan menerbitkan obligasi konversi, setelah menderita kerugian yang berkelanjutan dari bisnis televisi.
Hanya memiliki pangsa pasar yang kecil pada telepon pintar dan tablet yang dikuasai oleh Apple Inc dan Samsung Electonics Co membuat kedua perusahaan Jepang tersebut sulit untuk dapat berkompetisi di jalur ini.
Menguatnya yen juga menjadi pukulan bagi produk Sony, Panasonic, dan produk Jepang lainnya di pasar internasional. Sebab, menguatnya yen membuat harga barang dari Jepang menjadi mahal dan kurang kompetitif.
MARKETWATCH | VIVA B. K
Berita terkait
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu
34 hari lalu
CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Baca SelengkapnyaBRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula
3 Februari 2024
ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate
Baca SelengkapnyaDBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan
24 Januari 2024
DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.
Baca SelengkapnyaTertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
9 Januari 2024
OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham
29 Desember 2023
Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.
Baca SelengkapnyaKreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir
19 Desember 2023
Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.
Baca SelengkapnyaObligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara
14 Desember 2023
Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaObligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.
Baca SelengkapnyaBos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan
30 November 2023
Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa
28 November 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?
Baca Selengkapnya