TEMPO Interaktif, Jakarta:Polisi menangkap sindikat pemalsu cukai rokok berikut otak pelakunya. "Dari satu tempat percetakan, polisi dan bea cukai menafsir kerugian negara senilai Rp 20 miliar, ujar Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanegara, yang didampingi Direktur Jenderal Bea Cukai, Eddy Abdurrachman di Polda Metro Jaya, Kamis (24/6). Kedua otak pelaku yaitu tersangka T dan Ali Mansyur diancam hukuman maksimal delapan tahun pidana penjara karena melanggar pasal 253 dan 257 KUHP tentang tindak pidana pemalsuan. Menurut Makbul Padmanegara, sindikat Ali Mansyur sudah melakukan pemalsuan selama tujuh tahun. Ali ditangkap pada hari Senin (21/6) lalu di Desa Lasem, Jawa Tengah dan dibawa ke Polda pada pukul 10.00 WIB tadi. Sindikat ini mempunyai dua percetakan pemalsu cukai rokok senilai 4 persen, 8 persen dan 26 persen yang terletak di Cikarang, Bekasi dan Pondok Kelapa. Barang bukti diamankan sebanyak 63 rim cukai rokok palsu yang menggunakan hologram senilai Rp 3.900 hingga Rp 5.300. Pabrik rokok yang menggunakan cukai rokok palsu milik sindikat ini adalah pabrik rokok GB di Malang dan pabrik rokok 24K. Saat ini, satu lagi tersangka yaitu pembeli bahan baku kertas dan hologram yang dibeli di Glodok sedang dalam pengejaran polisi. Tersangka Triono, masuk daftar pencarian orang Polda Metro Jaya, karena ikut dalam sindikat ini. Sementara, Direktur Jenderal Bea Cukai Departemen Keuangan, Eddy Abdurrachman, mengatakan untuk percetakan sita cukai yang resmi dilakukan oleh PT Peruri, sementara bahan baku hologram disediakan oleh PT Pura Baru Tama. Dua perusahaan ini juga menjadi pencetak dan penyedia bahan baku uang kertas di Indonesia. Yophiandi Kurniawan Tempo News Room