TEMPO Interaktif, Jakarta: Rumitnya pengurusan visa menghambat transaksi ekspor. Akibatnya, beberapa transaksi yang telah disepakati pengusaha Indonesia dengan beberapa pengusaha luar negeri belum terealisasi. "Ini menyebabkan penurunan nilai transaksi penjualan pada pameran houseware kemarin," kata Kepala Pusat Pengembangan Ekspor Wilayaha Eropa Nuzlia kepada Tempo News Room di Jakarta, Jumat (18/6). Sebagaimana diberitakan, 9 sampai 13 Juni, Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) menggelar pameran Jakarta International Houseware Fair (JIHF) di Jakarta Convention Center. Menurut Nuzlia dari pameran tersebut, hasil transaksi penjualannya mencapai Rp 743 juta dan US$ 1,03 juta dari 276 buyer. "Memang tidak mencapai target. Awalnya taget kami ada sekitar 400 buyer," katanya.Nuzlia mengatakan, selain nilai transaksi di atas, sebenarnya sudah ada beberapa pengusaha Indonesia yang telah membuat kesepakatan transaksi perdagangan tetapi belum terealisasi. "Ada 12 pengusaha Indonesia yang sudah membuat transaksi dengan pengusaha Uni Emirat Arab (UEA) tetapi terhambat dalam prosesing visa," jelasnya. Hal ini, jelas dia, lantaran para pengusaha UEA itu sendiri ternyata tidak semuanya berasal dari negara tersebut. "Mereka ada yang aslinya dari India dan beberapa negara tetangganya. Sehingga pengurusan visa tadi menjadi lama," kata Nuzlia. Selain berkurangnya jumlah pembeli, menurut Nuzlia, hal lain yang juga mempengaruhi adalah kampanye pemilihan presiden 5 Juli mendatang. "Sehingga mereka merasa khawatir atas keamanan di sini," ujarnya. Muchamad Nafi - Tempo News Room
Pameran Dagang Pembangunan dan Dekorasi Skala Internasional Dibuka Hari Ini
53 hari lalu
Pameran Dagang Pembangunan dan Dekorasi Skala Internasional Dibuka Hari Ini
Pameran Building and Decoration Expo (BD Expo), Appliances and Electronic Show (AES), serta China Homelife Indonesia digelar di JIExpo, Jakarta pada Rabu, 13 Maret 2024.