Pekerja menyelesaikan pembutan sepatu di Usaha kecil Menengah rumahan NAS Collection di jalan Setia Budi, Jakarta Selatan, Kamis (17/5). Usaha sepatu ini sudah berjalan selama 12 tahun dengan produk telah diekspor ke berbagai negara seperti Belanda, Malaysia, Cina dan negara lainya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar microfinance dari 23 negara berkumpul di Yogyakarta hari ini, Senin 22 Oktober 2012 guna mebahas strategi kemajuan keuangan mikro. Rencananya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan datang dalam International Microfinance Conference yang pertama kali diadakan di di Indonesia ini.
"Pelaku dan pemikir microfinance kelas dunia hadir di sini," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syariefuddin Hasan, di Yogyakarta, Ahad malam, 21 Oktober 2012.
Pakar microfinance yang hadir antara lain David Steel dari Leapfrog Investment Australia, Ruben C De Lara, Faounder dan President & CEO Shed Philipina, Larry Reed, Director of Global Microcredit Summit Compaign. Selain itu juga ada penerima hadiah Nobel Muhammad Yusuf, Founder Grameen Bank. Sebanyak 14 pakar microfinance akan memberikan kuliah umum di depan seribuan peserta konferensi.
Konferensi Keuangan Mikro Internasional ini mengambil tema "toward sustainability and financial inclusion". Pertemuan para pakar keuangan mikro kelas dunia itu, kata Syarief merupakan bagian dari upaya menciptakan "Millenium Development Goals" atau MDGs.
Tujuannya, selain meningkatkan ekonomi mikro juga untuk mengurangi angka pengangguran yang mencapai 207 juta di seluruh dunia dan menekan kemiskinan yang masih mencapai 22 persen dari jumlah penduduk dunia.
Di Indonesia, kata Syarief, masih ada 6,3 persen pengangguran dari total jumlah penduduk. Sedangkan angka kemiskinan masih berada di level 11,9 persen dari jumlah penduduk.
Bagi Indonesia, lanjut Syarief, konfenrensi dapat mensosialisasikan keberhasilan dalam menjalankan mikrofinance melalui kredit usaha rakyat (KUR) serta menjadi ajang saling berbagi pengalaman dalam menjalankan program microfinance.