TEMPO.CO, Hong Kong - Direktur dan Kepala Sindikasi Pendanaan Standard Chartered Bank, Hongkong, Peter Kay resmi mengundurkan diri dari perusahaan.
Seperti dilansir Reuters 17 Oktober 2012, Kay adalah orang yang bertanggungjawab atas pinjaman Standard Chartered senilai US$ 1 miliar kepada Samin Tan, Presiden Direktur Bumi Plc, yang saat ini bermasalah.
Samin menggunakan dana pinjaman itu untuk membeli saham perusahaan batu bara tahun lalu. Namun investasi itu hancur karena harga saham perusahaan turun tajam.
Juru Bicara Standard Chartered, Valerie Tay mengatakan Kay mengundurkan diri pada akhir September. Namun ketika dihubungi Kay tidak menjawab telepon.
Kay bergabung dengan Standard Chartered pada 2009 dan hampir selama 20 tahun memiliki pengalaman di bidang keuangan di Eropa, Amerika Serikat dan Asia.
Sebagai Kepala Sindikasi Pendanaan, Kay dan timnya bertanggungjawab untuk menjual sebagian pinjaman korporasi kepada perusahaan lainnya untuk mengurangi risiko memegang seluruh pinjaman.
Di antara proyek-proyek yang pernah ditanganinya, setahun lalu Kay merupakan orang yang bertugas mendistribusikan pinjaman US$ 1 miliar yang tercatat atas nama PT Borneo Lambung Energi, milik Samin Tan setelah membeli 23,8 persen saham Bumi Plc dari Grup Bakrie.
Meskipun nilai pinjaman Borneo relatif kecil bagi Standard Chartered namun merupakan yang terbesar dibandingkan bank-bank lainnya di Asia pada 2011.
Standard Chartered dilaporkan telah mampu menjual sebagian pinjaman itu sebesar US$ 230 juta. Sehingga masih tersisa pinjaman US$ 770 juta yang belum terjual dan meninggalkan risiko bagi Standard Chartered.
Basis Point, anak perusahaan Thomson Reuters, melaporkan sindikasi umum untuk pinjaman itu ditutup pada Selasa dan hanya ada dua bank yang bersedia bergabung menjadi kreditor. Informasi ini disampaikan oleh sumber yang tidak bersedia disebut namanya.
Pada penutupan sindikasi umum itu akhirnya Standar Chartered bertindak sebagai sindikasi utama dengan memegang pinjaman US$ 770 juta. Sementara sisanya oleh bank asal Uni Emirat Arab, First Gulf Bank sebesar US$ 200 juta dan lembaga pendanaan pensiun asal Belanda PGGM Vermogensbeheer BV memegang sebesar US$ 30 juta.
Menurut Basis Point, peluncuran periode sindikasi umum untuk pinjaman itu ditunda karena mempertimbangkan kondisi pasar. Harga saham Bumi Plc anjlok sebesar 72 persen tahun ini akibat beragan isu mulai soal utang, ketegangan antara pemegang saham dan pelemahan permintaan batu bara di pasar global.
Pada September 2012, harga saham Bumi Plc kembali terpuruk karena perseroan menyatakan telah menyewa firma hukum independen untuk menginvestigasi dugaan penyelewengan dana yang dilakukan anak perusahaan di Indonesia. Keluarga Bakrie yang juga pemilik saham mayoritas berencana untuk hengkang dari Bumi Plc.
Nat Rothschild yang memiliki 12 persen saham Bumi Plc juga menyampaikan pengunduran dirinya dari jabatan direksi.
Pengunduran Kay dari Standard Chartered menyusul beberapa perubahan struktural yang dilakukan oleh bank itu sejak Mantan Bankir Credit Suisse, Carsten Stoehr menjabat sebagai Kepala Pasar Modal Global di Standard Chartered pada Juni 2012.
Namun masih belum jelas apakah pengunduran diri Kay ini terkait langsung dengan kisruh yang terjadi di Bumi Plc atau tidak.
Reuters | Abdul Malik
Berita terkait
Kaleidoskop 10 Emiten Paling Menarik 2023: GoTo dan Tiktok, BREN Tembus Rp 1000 T hingga INCO
2 Januari 2024
Tahun 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 79 emiten yang melantai dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp 54,14 triliun.
Baca SelengkapnyaNaik 56,3 Persen, Laba Bersih Jasa Marga Semester I 2023 Rp 1,15 Triliun
28 November 2023
PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan peningkatan laba bersih sebesar 56,3 persen.
Baca SelengkapnyaLaba Bersih Triwulan 2023 Naik 12 Persen, Adhi Karya Kempit Rp 23,5 Miliar
27 November 2023
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengantongi laba bersih senilai Rp23,5 miliar selama triwulan III-2023.
Baca SelengkapnyaNaik 25,8 Persen, Laba Kuartal III 2023 CIMB Niaga Rp 6,3 Triliun
25 November 2023
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan laba sebelum pajak konsolidasi(unaudited) senilai Rp6,3 triliun.
Baca SelengkapnyaTumbuh 31 Persen, Laba Bersih BSI Kuartal III 2023 Rp 4,2 Triliun
31 Oktober 2023
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat laba sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31,04 persen, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Baca SelengkapnyaNaik 16,9 Persen, Pendapatan Emiten Teladan Prima Agro Kuartal III 2023 Rp 2,89 T
31 Oktober 2023
Emiten sawit PT Teladan Prima Agro Tbk (IDX: TLDN) mencatat realisasi pendapatan sebesar Rp 2,89 triliun hingga kuartal III 2023.
Baca SelengkapnyaOptimistis Pendapatan Terus Tumbuh, Bukalapak Berharap Semua Segmen Cetak Profit
13 Oktober 2023
Bukalapak mencatat pendapatan senilai Rp 1,175 triliun pada kuartal kedua 2023, atau meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp 903 miliar.
Baca SelengkapnyaLaba Bersih Indosat Semester I 2023 Rp 1,9 T, Pelanggan Tumbuh 4 Persen
30 Juli 2023
Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih di sepuluh kuartal berturut-turut.
Baca SelengkapnyaBesok Teladan Prima Agro Bakal Bagikan Dividen Rp 175,03 M
29 Mei 2023
PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) akan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya dengan total Rp 175,03 miliar. Dividen tersebut berasal dari laba bersih perseroan 2022 yang telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST pada 3 Mei 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaKuartal I Tahun 2023, Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan USD 602,99 Juta
4 Mei 2023
PT Garuda Indonesia membukukan pendapatan usaha secara grup hingga US$ 602,99 pada kuartal I tahun 2023.
Baca Selengkapnya