TEMPO.CO, Jakarta - Positifnya bursa Wall Street semalam dan menguatnya harga minyak dan komoditas lainnya kembali membuka ruang bagi indeks lokal untuk melanjutkan kenaikan. Ekspektasi masih tumbuhnya laba emiten domestik di triwulan ketiga 2012 juga diharapkan mampu menopang indeks kembali mencatat rekor tertinggi baru.
Semalam indeks saham utama Dow Jones menguat 127,55 poin (0,95 persen) ke 13.551,78. Demikian pula dengan indeks saham teknologi Nasdaq juga naik 36,99 poin (1,21 persen) ke posisi 3.101,17, serta indeks S&P 500 juga menguat 14,79 poin (1,03 persen) ke 1.454,92.
Menguatnya harga minyak kembali di atas US$ 92 per barel dan emas di US$ 1.755 per troy ounce dapat mendorong kenaikan saham pertambangan dan komoditas lainnya sehingga memberikan dukungan bagi indeks untuk kembali mencetak rekor tertinggi baru. Namun, investor juga harus tetap hati-hati sebab harga saham saat ini juga sudah mahal sehingga rawan terjadi koreksi.
Analis dari PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono menjelaskan, positifnya bursa regional imbas dari membaiknya penjualan ritel Amerika Serikat dan laporan keuangan dari Citigroup berhasil melampaui perkiraan para analis menjadi katalis positif bagi pergerakan indeks kemarin.
Ada sekitar 84 emiten komponen S&P 500 yang akan merilis kinerja keuangan triwulan ketiga 2012 minggu ini. “Dan sejauh ini sudah 38 yang merilis laporan keuangannnya, dan 27 emiten mampu melampaui perkiraan analis,” tuturnya.
Sepertinya ekspektasi rendahnya laba perusahaan akan mudah dilampaui oleh para emiten komponen S&P 500. Data penjualan ritel AS bulan lalu tumbuh 1,1 persen melampaui ekspektasi para ekonomi sebesar 0,8 persen.
Purwoko memprediksi hari ini indeks akan bergerak dengan kisaran 4.300 hingga 4.338 dengan kecenderungan menguat terbatas. Pasar masih menanti perkembangna Eropa seperti data makroekonomi Jerman dan pertemuan Uni Eropa yang akan berlangsung pekan ini.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
4 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
10 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
41 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya