Seorang wanita melintasi reklame sebuah bank di Seoul, Korea Selatan, (22/1). Perekonomian Korea Selatan pada kuarter ke empat 2008 menyusut akibat imbas dari krisis global, hal ini terjadi untuk pertama kalinya dalam sebuah dekade. AP Photo/ Lee Jin
TEMPO.CO, Seoul - Bank sentral Korea Selatan (Korsel) menurunkan suku bunga bank. Sebagaimana dikutip dalam laman BBC, Kamis, 11 Oktober 2012, otoritas memangkas suku bunga banknya dari 3 persen menjadi 2,75 persen.
Penurunan suku bunga bank tersebut merupakan upaya Korea Selatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Kebijakan itu adalah penurunan suku bunga bank kedua kalinya yang dilakukan bank sentral Korea Selatan dalam kurun waktu empat bulan, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Menurut kepala ekonomi pada HI Investment and Securities, Park Sang-Hyun, diperlukan lebih banyak lagi pemotongan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan demi memblokir efek buruk perlemahan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. “Akan ada penurunan suku bunga lagi tahun ini,” kata dia di laman BBC.
Ekspor Korea Selatan, yang merupakan salah satu tunggangan terbesar laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut, terluka akibat perlambatan permintaan ekspor dari negara pasar utama seperti Amerika Serikat dan zona Eropa. “Ekspor Korea Selatan akan mengalami kesulitan saat berjuang menghadapi perlambatan ekonomi global,” kata Sang-Hyun.
Sementara permintaan domestik Korea Selatan tercatat datar dan tidak membantu perbaikan pertumbuhan ekonomi Negeri Ginseng tersebut.
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
27 Agustus 2018
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.