TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengakui kredit untuk industri manufaktur mengalami penurunan yang tajam. “Bank sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit ke industri manufaktur karena tergolong rentan terhadap krisis,” kata Destry dalam diskusi Bank Dunia di gedung Graha Niaga, Rabu, 10 Oktober 2012.
Destry menambahkan, terdapat beberapa klasifikasi yang harus dipenuhi oleh pengusaha sebelum mendapat kredit. Bank akan melihat berdasarkan empat aspek, yaitu sisi permintaan, apakah masih cukup tinggi; sisi pasokan dan persaingan dengan para kompetitor; margin biaya dan keuntungan; serta sejarah perusahaan.
Ia mengatakan bank juga akan melihat faktor kerentanan industri tersebut dengan krisis yang terjadi saat ini. “Bank akan menjadi lebih waspada pada industri yang sangat dapat dipengaruhi faktor eksternal, seperti usahanya lebih berorientasi ekspor ke negara-negara krisis atau banyak mengimpor bahan baku.”
Salah satunya adalah industri tekstil dan garmen. Industri tekstil banyak membutuhkan bahan baku impor. Belum lagi mereka harus bersaing dengan produk industri dari Cina. Sedangkan garmen, hasil produksinya banyak diekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika yang notabene masih belum pulih dari krisis ekonomi.
Meskipun begitu, menurut Destry, hingga saat ini porsi pemberian kredit untuk industri manufaktur di Bank Mandiri terbilang masih lumayan, yaitu sekitar 21 persen dari total kredit. Sementara, di tingkat nasional pemberian kredit untuk industri manufaktur memang mengalami penurunan yang sangat tajam dari 34 persen tahun lalu menjadi 16 persen tahun ini.
Kewaspadaan bank dalam pemberian kredit ini juga semakin tinggi jika melihat data tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL) untuk industri manufaktur tak bergerak di kisaran 2,2 persen."Industri ini sangat rentan dan berisiko sehingga membuat kami sangat hati-hati untuk pemberian kredit," katanya.
Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran
25 hari lalu
Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran
Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.