Aksi Ambil Untung Warnai Bursa Jakarta  

Senin, 8 Oktober 2012 12:29 WIB

Bursa saham di Cina. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Indikasi pulihnya sektor ketenagakerjaan di Amerika Serikat mendorong penguatan di bursa Jakarta.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada penutupan sesi pertama perdagangan kembali menguat 2,72 poin (0,11 persen) ke 4.314,03, Senin, 8 Oktober 2012. Indeks menguat, namun dibayangi aksi ambil untung.

Analis dari BNI Securities, Akhmad Nurcahyadi, mengatakan bahwa membaiknya data ekonomi Amerika Serikat mendorong indeks kembali menguat setelah indeks mencapai level tertingginya akhir pekan lalu. "Membaiknya data ekonomi AS menjadi pendorong signifikan kepercayaan pelaku pasar."

Angka pengangguran Negeri Abang Sam pada September 7,8 persen. Ini pertama kalinya angka itu muncul sejak krisis finansial melanda AS. Angka ini lebih baik dari bulan sebelumnya yang sebesar 8,1 persen, atau di bawah proyeksi analis 8,2 persen. Selain itu, data nonmanufaktur bulan September naik menjadi 55,1, diiringi bertambahnya jumlah pekerjaan sebesar 162 ribu.

Rilis data tenaga kerja yang lebih baik dari ekspektasi membuat Dow Jones ditutup menguat 0,26 persen ke 13.610,15, atau level terbaiknya sejak Desember 2007. Sementara itu, indeks Nasdaq ditutup melemah 0,42 persen ke level 3.136,19, sedangkan indeks S&P 500 ditutup turun tipis 0,03 persen ke 1.460,93.

Meski demikian, Akhmad mengingatkan bursa dalam negeri rawan aksi ambil untung sebagai akibat reli yang telah terjadi sepanjang pekan lalu. "Akselerasi beberapa saham yang telah mencapai nilai wajarnya berpotensi menimbulkan aksi ambil untung yang berujung pada kontraksi bursa," katanya.

Pada perdagangan hari ini, indeks diperkirakan bergerak pada rentang 4.289,90 sampai 4.326,65.

Saham yang berpindah tangan di penutupan sesi I perdagangan mencapai 1,5 miliar lembar saham, senilai Rp 2 triliun dengan frekuensi 63,1 ribu kali transaksi. Sebanyak 94 saham menguat, 112 saham turun, serta 91 lainnya stagnan. Asing mencetak pembelian bersih Rp 186,9 miliar.

Sementara itu, data ketenagakerjaan AS gagal mengangkat rupiah. Hingga siang ini, rupiah ditransaksikan melemah di kisaran 9.583-9.615. Pelemahan euro yang mengantisipasi rilisnya data pabrik di Jerman membuat rupiah melemah.

M. AZHAR | PDAT

Berita lain:

E-Money Card, Kartu untuk Jasa Transportasi

Citilink Buka Rute Bandung-Denpasar

Bank Mandiri Tawarkan Bunga Flat Selama 5 Tahun

Tiket Garuda Sebelum 4 Oktober Kena Airport Tax

Volatilitas Rupiah Masih Tinggi

Berita terkait

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

25 Januari 2018

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.

Baca Selengkapnya

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

3 Januari 2018

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

6 Desember 2017

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.

Baca Selengkapnya

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

26 Oktober 2017

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

25 Oktober 2017

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.

Baca Selengkapnya

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

24 Oktober 2017

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.

Baca Selengkapnya