Pertumbuhan Lambat, Bank Syariah Perlu Dukungan  

Reporter

Kamis, 4 Oktober 2012 13:56 WIB

Suasana transaksi di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Jumat (05/02). Statistik Perbankan Syariah hingga akhir Desember 2009, berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 791 miliar, naik 83,1% dari tahun sebelumnya Rp 432 miliar. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat keuangan syariah, Syakir Sula, meminta pemerintah memberikan dukungan untuk menggenjot pertumbuhan industri perbankan syariah. Menurut Syakir, saat ini pertumbuhan perbankan syariah melambat karena diiringi tumbuhnya bank konvensional.

"Market share nyaris tidak beranjak karena konvensional juga tumbuh. Jika konvensional berhenti, market share dipastikan naik, maka perlu keberpihakan dari pemerintah," kata Syakir seusai seminar "Strategi Meningkatkan Market Share Industri Keuangan Syariah" di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2012.

Keberpihakan itu, menurut dia, bisa dengan memberikan insentif pajak kepada investor yang masuk ke bisnis syariah. Kebijakan tersebut sudah dilakukan di Malaysia sejak 20 tahun lalu. "Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu berbicara, Indonesia ingin jadi pusat ekonomi syariah di forum dunia. Harus konkret," ujarnya.

Syakir menambahkan, langkah konkret yang bisa diambil pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan industri keuangan syariah bisa dilakukan dengan mengkonversi bank konvensional dan asuransi milik badan usaha milik negara menjadi syariah. "Tidak usah yang besar dikonversi, satu saja yang menengah sudah cukup," katanya.

Menurut dia, konversi bisa dilakukan selama dua tahun, lalu dilepaskan untuk merangsang pertumbuhan bank syariah secara organik. Saat ini, 90 persen bank syariah di Indonesia hasil konversi dari konvensional. Begitupun asuransi, dari 43 perusahaan asuransi 39 di antaranya telah dikonversi ke syariah. "Artinya, tidak ada masalah dengan konversi. Bahkan, dengan begitu, market share bisa mencapai 15 hingga 20 persen," kata Syakir.

Dia menambahkan, kekuatan industri keuangan syariah sudah teruji dan diakui oleh dunia. Pada masa krisis 1978-1979, semua bank konvensional di Indonesia harus diberikan dana rekap. "Hanya Bank Muamalat yang tidak perlu dana rekap. Pemerintah sudah 'menyapih' sejak Indonesia merdeka. Apakah salah jika sekarang berpihak pada syariah?"

Berdasarkan penilaian Index Global Islamic Finance Report 2011, industri keuangan syariah di Indonesia berada di urutan empat dunia setelah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi. Ukuran industri keuangan syariah Indonesia mencapai US$ 24 miliar hingga US$ 30 miliar pada 2011 dan menempati urutan ke-10 di dunia.

Sementara Growth iB dalam lima tahun terakhir berkisar 40 persen dan 49 persen (year on year) pada Desember 2011. Industri keuangan syariah meliputi perbankan syariah (mayoritas 60 hingga 70 persen), lalu sukuk, pasar modal, asuransi, pembiayaan syariah, dan BMT.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Terpopuler:

Jumlah Penyimpangan Anggaran Dinas Dinilai Kecil

Jatuhnya Harga Minyak dan CPO Hambat Laju Indeks

Laju Rupiah Tertahan Penolakan Bailout Spanyol

Harga Minyak Anjlok 4 Persen

Pemerintah Dorong Pemanfaatan Energi Terbarukan

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

13 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

13 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

16 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

24 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

26 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

29 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

29 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

31 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya