TEMPO.CO, Jakarta - Dalam paparan publik yang digelar PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada Selasa sore, banyak investor yang hadir untuk mengetahui nasib saham mereka. Investor bahkan menanyakan kemungkinan masih adanya pembagian dividen pada tahun ini, yang tak bisa dijawab secara tegas oleh manajemen Bumi Resources. "Saya tidak bisa menjawab soal pembagian dividen saat ini," kata Presiden Direktur Bumi Resources Ari Sapta Hudaya, Selasa, 2 Oktober 2012.
Ari memaparkan pihaknya sangat mengerti keinginan para pemegang saham yang mengharapkan pembagian dividen. Bumi Resources, katanya, juga ingin dapat memberikan nilai kepada para pemegang saham pada tahun ini. Tetapi, di saat bersamaan masih terdapat kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh Bumi Resources. "Jadi kami akan mempertimbangkan usulan tersebut dalam rapat jajaran direksi," katanya.
Dalam paparan publik, Bumi Resources memaparkan total kewajiban perseroan pada saat ini. Per 30 Juni 2012, Bumi Resources mencatat pinjaman terhadap sejumlah perbankan asing dan pinjaman dari obligasi dengan total sebesar US$ 3,78 miliar. Utang tersebut akan jatuh tempo mulai Juli 2012 hingga November 2016.
Adapun pinjaman anak usaha yang tercatat hingga 30 Juni ke sejumlah kreditor sebanyak US$ 323,4 juta, dengan periode jatuh tempo mulai Desember 2012 hingga April 2016.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.