Bumi Resources Paparkan Dugaan Penyimpangan Dana  

Selasa, 2 Oktober 2012 10:19 WIB

BUMI Resources

TEMPO.CO, Jakarta - Dua anak usaha Bumi Plc, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), akan melakukan pemaparan publik. Isinya, antara lain, menjelaskan penyimpangan dana yang dituding oleh Bumi Plc, induk usaha yang tercatat di Bursa Efek London, sebelumnya.

Dalam presentasinya yang diumumkan di Bursa Efek Indonesia, Bumi Resources memaparkan beberapa tindakan yang telah dilakukan perusahaan terkait tuduhan dari Bumi Plc.

"Antara lain pada 26 September 2012, Bumi sudah mengeluarkan press release dan melakukan pertemuan dengan Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan)," demikian pernyataan manajemen, seperti dikutip dalam paparan publik Bumi Resources, Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2012.

Bursa Efek Indonesia telah meminta manajemen untuk melakukan paparan publik (public expose) kepada kedua perusahaan paling lambat 2 Oktober 2012. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Uriep Budhi Prasetyo, mengatakan, setidaknya empat poin harus disampaikan perusahaan kepada publik.

Empat hal itu adalah performa keuangan perusahaan, rencana audit investigasi yang akan dilakukan Bumi Plc sebagai induk usaha Bumi dan Berau, informasi mengenai utang dan tanggal jatuh tempo, serta pemberitaan terkait penurunan peringkat utang.

Setelah itu, bursa pun menunggu laporan public expose kedua emiten, kemudian berkoordinasi dengan Bapepam-LK.

Jika penjelasan dinilai kurang, tidak menutup kemungkinan otoritas bursa akan melakukan pemeriksaan ataupun pemanggilan direksi kedua emiten tersebut ke bursa. "Lihat saja nanti hasilnya," kata Uriep, akhir bulan lalu.

Dalam penjelasannya ke bursa, emiten dengan kode efek BUMI itu menjelaskan total utang per 30 Juni 2012. Bumi mencatat pinjaman kepada sejumlah perbankan asing dan juga pinjaman dari obligasi dengan total sebesar US$ 3,78 miliar. Utang tersebut akan jatuh tempo mulai Juli 2012 hingga November 2016.

Adapun pinjaman anak usaha yang tercatat hingga 30 Juni ke sejumlah kreditor sebanyak US$ 323,4 juta, dengan periode jatuh tempo mulai Desember 2012 hingga April 2016.

Bursa juga meminta penjelasan Bumi Resources mengenai pelepasan anak usaha PT Mitratama Perkasa serta penjelasan penurunan peringkat utang. Dalam pelepasan anak usaha itu, Bumi mengatakan, telah terjadi technical service agreement (TSA) antara KPC dan Bhira pada 18 April 2008.

Selanjutnya, pada 1 Juni 2012 ada penandatanganan agreement for sales & purchase of share antara Bumi dan PT Sumber Energi Andalan Tbk. Pada tahun ini, TSA pun berakhir. Pada 16 Agustus lalu, Bumi melakukan penandatanganan akta jual-beli saham. Seminggu kemudian atau pada 24 Agustus 2012, perusahaan melakukan keterbukaan informasi mengenai penjualan PT Mitratama.

Mengenai penurunan peringkat utang dari awalnya B+ menjadi BB-, Bumi merespons dengan menjalankan sejumlah strategi, seperti menggenjot produksi batu bara hingga 100 juta ton pada 2014. Hal itu diyakini bisa meningkatkan EBITDA perusahaan.

Selanjutnya, perusahaan juga akan melakukan penurunan utang (deleveraging) hingga mencapai tingkat EBITDA sekitar 1 kali selama dua tahun ke depan. Saat itu, diperkirakan rasio utang terhadap EBITDA Bumi mendekati enam kali.

"Kami juga akan melakukan monetisasi aset-aset non-core untuk memperkuat arus dana serta mengurangi beban bunga atas pinjaman secara cepat," seperti dikutip dari siaran pers.

SUTJI DECILYA

Terpopuler:

Produksi Tambang Emas Martabe Berhenti Sementara

4 Ribuan Investor Yogyakarta Buru ORI 009

Bulog Belum Tahu Beras Thailand Berarsenik

Inflasi September Terkecil dalam 5 Tahun Terakhir

Garuda Belum Terapkan Penyatuan Airport Tax

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

16 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

37 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya