Salah satu pabrik baja yang ada di Indonesia. TEMPO/K Chandra Negara
TEMPO.CO, Situbondo - Perusahaan asal Cina, Beijing Sanfu, tahun ini akan mendirikan pabrik pengolahan (smelter) nikel dan baja di Situbondo, Jawa Timur.
Juru bicara Bupati Situbondo, Supriyono, mengatakan manajemen Beijing Sanfu sudah empat kali bertemu Bupati Situbondo Dadang Wigiarto untuk membicarakan rencana pendirian pabrik tersebut.
Menurut Supriyono, nilai investasi perusahaan tersebut sekitar Rp 1 triliun dan membutuhkan sedikitnya 1.000 tenaga kerja. Perusahaan ini sedang melakukan survei untuk mencari lahan seluas 100 hektare di tepi pantai.
"Tim masih mensurvei kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan pantai," kata dia kepada Tempo, Kamis, 27 September 2012.
Beijing Senfu, kata Supriyono, telah mendirikan perusahaan tambang nikel dan baja di Sulawesi Selatan. Seluruh hasil tambang ini sebelumnya diekspor dalam bentuk mentah ke Cina. Namun, tahun ini pemerintah Indonesia menerbitkan aturan yang melarang perusahaan tambang mengekspor bahan mentah.
Sesuai Peraturan Menteri Nomor 7 tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Permurnian Mineral, perusahaan tambang wajib membangun fasiltas pemurnian/pengolahan.
Sehingga, kata Supriyono, pabrik di Situbondo akan menjadi pabrik pengolahan nikel dan baja setengah jadi sebelum dikirim ke Cina. Lokasi dekat pantai dipilih supaya memudahkan pengangkutan bahan baku serta pengiriman ke luar negeri. Smelter ini ditargetkan berdiri akhir 2012 setelah investor mendapatkan lahan yang tepat.