Laba Naik 79,7 Persen, Saham Japfa Layak Dibeli

Reporter

Selasa, 25 September 2012 20:08 WIB

Logo PT Bursa Efek Indonesia (BEI) atau biasa disebut Indonesia Stock Exchange (IDX). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta -PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, membukukan laba bersih sebesar Rp 580,55 miliar atau naik 79,71 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 323,05 miliar. Ini membuat saham produsen makanan olahan itu dinilai layak beli (buy). "Japfa ada di daftar beli. Kami memperkirakan pendapatan perusahaan akan kuat di kuartal berikutnya," kata analis Bahana Securities, Aditya Eka Prakasa, di Jakarta, Selasa 25 September 2012.

Aditya merekomendasikan beli untuk saham Japfa di harga Rp 5.100. Pada perdagangan Selasa 25 September 2012, saham dengan kode efek JPFA naik 400 poin atau 8,94 persen ke level Rp 4.875 per saham.

Kenaikan laba bersih perusahaan, menurutnya, didukung penjualan bersih yang meningkat dari Rp 7,82 triliun pada semester pertama 2011 menjadi Rp 8,46 triliun pada semester pertama 2012. Marjin JPFA pun menunjukkan peningkatan. Kenaikan marjin itu dari sebelumnya 4,2 persen pada kuartal kedua 2011 menjadi 12,6 persen pada kuartal kedua 2012.

Aditya memperkirakan kontribusi day old chicken dan peternakan komersial bakal kuat seiring dengan kenaikan harga ayam sebesar 14 persen menjadi Rp 17.483. Di akhir tahun lalu, harga ayam berada di level Rp 15.395 per ekor.

Direktur Keuangan Japfa, Ignatius Herry Wibowo, mengatakan, kenaikan penjualan juga diiringi naiknya beban pokok penjualan sebesar 4,31 persen menjadi Rp 6,77 triliun di semester satu 2012 dari sebelumnya Rp 6,49 triliun di semester satu 2011.

"Laba kotor perusahaan mencapai Rp 1,69 triliun, sedangkan semester satu 2011 sebesar Rp 1,32 triliun," katanya. Selain itu, perusahaan juga memperoleh keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 4,09 miliar, padahal di periode Juni 2011, perusahaan masih memiliki kerugian kurs sebesar Rp 4,71 miliar.

Sepanjang 2011, Japfa Comfeed menargetkan pertumbuhan penjualan bersih hingga 20 persen dari Rp 15,63 triliun di 2011 menjadi sekitar Rp 18,72 triliun. Sedangkan target laba bersih mencapai lebih dari Rp 805,76 miliar dibanding tahun lalu sebesar Rp 671,47 miliar.

Perusahaan juga menganggaran belanja modal hampir Rp 1 triliun di tahun ini. Sebanyak Rp 400 miliar akan digunakan untuk divisi pakan ternak, Rp 465,3 miliar untuk divisi pembibitan ayam, dan Rp 74,3 miliar untuk divisi komersial.

SUTJI DECILYA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

9 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

41 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya