TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian mulai menanam padi secara intensif agar tagret produksi akhir tahun bisa dipenuhi. Menurut Direktur Jenderal Tanaman Anggaran Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro, masa tanam terakhir dipercepat pada awal September untuk mengamankan pasokan beras akhir tahun.
"Jika ditanam saat ini, padi bisa dipanen pada Desember." kata dia di kantornya, Jumat 21 September 2012.
Untuk mendukung peningkatan produksi, Udhoro mengatakan tengah memperbaiki jaringan irigasi bersama Kementerian Pekerjaan Umum. Untuk memperbaiki jaringan irigasi primer dan saluran irigasi pedesaan diperlukan biaya Rp 21 triliun. Insentif petani dan pengendalian hama juga mulai dilaksanakan.
Namun, kata dia, pemerintah kesulitan untuk menambah luas tanam serta meningkatkan produktivitas tanaman padi dalam waktu singkat. Sebab, untuk menyediakan lahan sawah tambahan dibutuhkan koordinasi dengan lembaga negara yang lain diantaranya Kementerian kehutanan serta Badan Pertanahan Nasional.
"Faktor-faktor pendukung sudah diusahakan, jika musim tanam September tak terwujud mudah-mudahan ada keajaiban alam," ujarnya.
Menteri Pertanian Suswono optimistis produksi padi tahun ini bisa surplus atau melampaui target 5 juta ton. Ia berharap surplus tersebut bisa diserap oleh Perum Bulog untuk mengamankan cadangan pangan nasional. "Biasanya, surplus produksi dikuasai oleh pedagang dan mestinya Bulog bisa membeli padi dari petani dengan harga komersil," katanya.
ROSALINA
Berita terkait
Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian
1 hari lalu
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
5 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
8 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
11 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
11 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
21 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
33 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun
35 hari lalu
Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
36 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian
44 hari lalu
Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur
Baca Selengkapnya