Daging Selundupan Marak di Pasar dan Swalayan

Reporter

Editor

Senin, 24 Mei 2004 15:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengimbau masyarakat untuk waspada saat membeli daging murah yang diperjualbelikan di pasar dan swalayan. Menurut Ketua YLKI, Indah Sukmaningsih, saat ini masih marak terjadi aksi penyelundupan daging dari Amerika Serikat dan Kanada, dua negara yang belum bebas dari wabah penyakit sapi gila. "Konsumen jangan asal beli karena harganya lebih murah," katanya saat memberi keterangan pers bersama Ketua Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Rochadi Tawaf, di Jakarta, Senin (24/5).Menurut Rochadi, selain banyak ditemukan di pasar dan swalayan, daging impor termasuk jeroannya tersebut, menjadi pilihan utama industri pengguna daging seperti bakso. "Dengan harga daging sekitar Rp 30 ribu per kilogram, sedangkan harga jantung impor sekitar Rp 10 ribu, maka mereka akan menggunakan yang impor untuk mendapat keuntungan lebih banyak," ujar dia.Selain dua negara tersebut, daging ilegal juga masuk dari India dan Brazil yang masih terjangkit peyakit mulut dan kuku (PMK). Tidak hanya penyakit yang dikhawatirkan dari daging selundupan ini, tetapi juga cara penyembelihan yang tidak memenuhi standar halal. Padahal, daging atau jeroan ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah yang mayoritas beragama Islam.Rochadi mengatakan, meskipun pada Desember 2003 lalu AS telah dinyatakan terkena wabah sapi gila dan pemerintah meghentikan impor, namun hingga Februari lalu tercatat 569,6 ton daging sapi AS masuk ke Indonesia. Oleh sebab itu, ia meminta agar pemerintah melakukan kontrol lebih baik dan menindak tegas setiap pelakunya.Lebih lanjut Rochadi menjelaskan, daging selundupan yang berpotensi menularkan penyakit itu mengancam kelangsungan peternakan rakyat. Bila penyakit itu sempat menulari ternak Indonesia maka empat juta peternak akan kehilangan mata pencaharian dan Indonesia akan tergantung pada daging impor. "Ada upaya mengobrak-abrik peternakan kita yang selama satu abad terakhir bebas dari penyakit berbahaya tersebut," katanya.Ia mengatakan, sebenarnya tidak sulit bagi pemerintah untuk menindak penyelundup daging, sebab pelakunya adalah pengusaha yang sudah terbiasa melakukan impor daging. Sementara, Indah menjelaskan, penyelundup biasanya menggunakan modus operandi dengan melakukan pengepakan ulang terhadap daging-daging ilegal tersebut. Daging dipak mirip dengan daging impor dari negara yang diperbolehkan.Mawar Kusuma/Rika Rachmawati - Tempo News Room

Berita terkait

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

1 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

9 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

10 hari lalu

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

11 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

16 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

47 hari lalu

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.

Baca Selengkapnya

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

47 hari lalu

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

Pengurus Harian YLKI Agus Suyatno menilai kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi seperti Pertalite ini akan memukul daya beli konsumen.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Tangan Bionik dari Undip Dipakai Prajurit TNI, Prakiraan Cuaca, Laporan Bebas Sangkar

24 Februari 2024

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Tangan Bionik dari Undip Dipakai Prajurit TNI, Prakiraan Cuaca, Laporan Bebas Sangkar

Topik tentang tangan bionik buatan peneliti dari Universitas Diponegoro dipakai prajurit TNI menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya