Tarif Barang Ramah Lingkungan Bisa Diturunkan

Kamis, 6 September 2012 17:42 WIB

REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan penurunan bea masuk untuk barang-barang ramah lingkungan. Isu ini disinggung dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) tahun ini.

Ia menyatakan penurunan bea masuk adalah tarif baru yang akan diberlakukan apabila Indonesia tidak bisa memproduksi barang ramah lingkungan saat dibutuhkan. Pasalnya, kalau tarif diturunkan saat Indonesia masih bisa memproduksi barang tersebut, ia khawatir, barang ramah lingkungan produksi Indonesia tak laku.

"Jangan sampai juga pas kita itu butuh (barang ramah lingkungan), tapi malah (bea masuknya) kita kasih lima atau 10 persen. Kan kasihan industri yang membutuhkan bahan baku dan penolong yang ramah lingkungan," ujar Bambang, Kamis, 6 September 2012.

Permasalahan bea masuk ini merupakan hasil dari persaingan Amerika Serikat dan Cina. Amerika ingin bea masuk barang ramah lingkungan diturunkan di kisaran lima hingga nol persen. Akan tetapi, Cina yang tengah mengembangkan industrinya menilai keputusan tersebut berpotensi mengancam daya saing produknya.

"Amerika kan memang leading untuk barang-barang ramah lingkungan karena itu aturan dalam negerinya. Cina sendiri sedang dalam tahap pengembangan industri, jadi apa saja dia bikin meski belum tentu ramah lingkungan. Nah, di sini bentrok, ada persaingan di antara keduanya," ucapnya.

Saat ditanya lebih lanjut terkait sikap Indonesia atas permintaan APEC ini, Bambang enggan memberikan jawaban. Namun ia minta agar perdagangan di Indonesia tidak diganggu dengan isu ramah lingkungan itu. "Kita ngomong perdagangan atau lingkungan, salah satu saja. Kalau mau perdagangan, ya perdagangan, fair saja."

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Rusia kembali akan membahas penentuan tarif produk ramah lingkungan. Gita menuturkan, Amerika Serikat kembali mengajak Indonesia untuk menyuarakan penurunan tarif untuk produk dan jasa yang masuk kategori ramah lingkungan dalam pertemuan APEC di Rusia.

Ajakan itu sendiri disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton saat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara dua hari lalu.

ISTMAN MP

Berita terkait

MG Sambut Baik Kebijakan Insentif Mobil Listrik CBU dan CKD

10 Januari 2024

MG Sambut Baik Kebijakan Insentif Mobil Listrik CBU dan CKD

MG menyambut baik pemberian insentif impor berupa pembebasan tarif bea masuk dan pajak penjualan barang mewah untuk mobil listrik CBU dan CKD.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tetapkan Insentif untuk Mobil Listrik CBU dan CKD

9 Januari 2024

Pemerintah Tetapkan Insentif untuk Mobil Listrik CBU dan CKD

Pemerintah resmi menetapkan insentif impor berupa pembebasan tarif bea masuk dan pajak penjualan barang mewah untuk mobil listrik CBU dan CKD

Baca Selengkapnya

IK-CEPA Diprediksi Genjot Industri Otomotif Indonesia dan Korea Selatan

19 Oktober 2022

IK-CEPA Diprediksi Genjot Industri Otomotif Indonesia dan Korea Selatan

Penghapusan tarif 5 persen terhadap produk otomotif saat IK-CEPA berlaku membuat harga banyak komponen kendaraan lebih kompetitif

Baca Selengkapnya

Pemerintah Gratiskan Bea Masuk Impor Kendaraan Listrik IKD, Ini Tujuannya

4 Maret 2022

Pemerintah Gratiskan Bea Masuk Impor Kendaraan Listrik IKD, Ini Tujuannya

Disediakan sejumlah insentif untuk mempercepat program kendaraan listrik, baik insentif fiskal maupun nonfiskal bagi pabrikan dan konsumen.

Baca Selengkapnya

Mobil Listrik Baterai Bebas Pajak Impor, Begini Aturan Barunya

26 Februari 2022

Mobil Listrik Baterai Bebas Pajak Impor, Begini Aturan Barunya

Bea masuk atau pajak impor mobil listrik baterai nol persen tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-13/MK.010/2022.

Baca Selengkapnya

India Minta Tesla Produksi Mobil Listrik Sebelum Potongan Pajak Bea Masuk

13 September 2021

India Minta Tesla Produksi Mobil Listrik Sebelum Potongan Pajak Bea Masuk

Kebijakan itu memberikan manfaat bea masuk kepada Tesla. India bahkan tidak memberikan konsesi serupa kepada perusahaan mobil lainnya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Batasi Kuota Produk Impor dari Australia

7 Juli 2020

Pemerintah Batasi Kuota Produk Impor dari Australia

Pemerintah akan menerapkan tarif preferensi untuk mengawasi produk impor dari Australia.

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Mendag usai Arab Saudi Naikkan Bea Masuk 575 Produk

23 Juni 2020

Ini Rencana Mendag usai Arab Saudi Naikkan Bea Masuk 575 Produk

Pemerintah Arab Saudi resmi menaikkan bea masuk atas 575 jenis produk pada 18 Juni 2020 lalu.

Baca Selengkapnya

Untuk Tangani Covid-19, Impor Senilai Rp 32,9 M Bebas Fiskal

7 Mei 2020

Untuk Tangani Covid-19, Impor Senilai Rp 32,9 M Bebas Fiskal

Alat kesehatan senilai Rp 32,9 miliar yang digunakan untuk penanganan Covid-19 telah mendapat relaksasi fiskal.

Baca Selengkapnya

Tangani Corona, Pemerintah Hapus Bea Masuk 73 Barang Impor

19 April 2020

Tangani Corona, Pemerintah Hapus Bea Masuk 73 Barang Impor

Bea impor yang dibebaskan adalah untuk barang yang diperlukan dalam penanganan virus corona.

Baca Selengkapnya