Harga Batu Bara Turun, Laba Golden Energy Turun  

Reporter

Rabu, 5 September 2012 18:31 WIB

Tambang batubara Tutupan milik Adaro Energy di dekat Banjarmasin, Kalimantan Selatan. REUTERS/Matthew Bigg

TEMPO.CO, Jakarta - PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mencatatkan perolehan laba periode berjalan sebesar Rp 146,03 miliar pada paruh pertama 2012. Perolehan laba anak usaha Sinarmas Group yang bergerak di sektor batu bara ini menurun 10,15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya mencapai Rp 162,53 miliar.

"Penurunan tajam harga batu bara dan peningkatan biaya produksi berpengaruh dalam profitabilitas usaha," ujar Fuganto Widjaja, Presiden Direktur Golden Energy Mines di Jakarta, Rabu, 5 September 2012.

Beban pokok penjualan perseroan naik hampir dua kali lipat dari Rp 835,42 miliar menjadi Rp 1,65 triliun. Beban tersebut 78 persen dari total penjualan bersih. Sedangkan beban pokok penjualan tahun lalu hanya 67 persen dari total penjualan bersih sebesar Rp 835,42 miliar.

Adapun penjualan bersih perseroan pada enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 2,09 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu penjualan bersih GEMS sebesar Rp 1,23 triliun.

Beban usaha perseroan pun membengkak. Total nilai beban usaha per Juni 2012 mencapai Rp 309,35 miliar, naik drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 186,6 miliar. Hal itu berujung pada tergerusnya laba usaha perseroan dari Rp 216,38 miliar menjadi hanya Rp 125,39 miliar.

Meski seperti itu, perseroan mampu membukukan peningkatan volume produksi sebesar 67 persen, menjadi 3 juta ton dari 1,8 juta ton tahun lalu. Tahun ini peseroan menargetkan bisa memproduksi sekitar tujuh ton batubara.

Fuganto mengatakan pihaknya akan melakukan rasionalisasi biaya di berbagai unit untuk mengatasi skenario pasar yang penuh tantangan.

SUTJI DECILYA


Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

9 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

37 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya