TEMPO Interaktif, Jakarta:Serikat Pekerja Perhutani akan kembali menggelar unjuk rasa guna menuntut pergantian direksi. Gabungan Serikat Karyawan Perum Perhutani JawaTengah (Serumpun Satu), Serikat Karyawan dan Pekerja Perum Perhutani Unit II Jawa Timur (Sekarjati), dan Federasi Serikat Karyawan Prum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (Federasi Sekar Janten) akan berunjuk rasa. "Kurang lebih kami akan membawa massa sebesar seribu karyawan," kata Sekjend Sekarjati Yahya Amin saat dihubungi Tempo News Room lewat telepon genggamnya, Senin (17/5). Rencananya aksi yang akan digelar besok Selasa(17/5), akan menuju tiga lokasi yaitu Departemen Kehutanan, Departemen BUMN, dan terakhir akan berkumpul di bundaran HI. Yahya mengatakan dalam aksi tersebut para karyawan tetap akan menuntut pergantian direksi sebagaimana aksi sebelumnya pada 14 April 2004 lalu."Dulu kami memberi tenggat satu bulan kepada BUMN untuk melakukan pergantian. Sekarang sudah melebihi dari waktu itu," kata Yahya. Menurutnya pergantian itu seharusnya dilaksanakan secepat-cepatnya mengingat kondsi perusahaan plat merah ini sudah tidak sehat lagi dengan kepemimpinan sekarang ini. "Maka kami menuntut direksi didemisionerkan dan diganti Dewan Pengawas," katanya. Setelah itu, lanjutnya, baru ditetapkan direksi baru. "Direksi baru itu tidak harus dari perhutani. Karena dari lima direksi yang harus orang perhutani hanyalah direktur produksi. Selain itu boleh dari luar. Ini juga untuk menunjukkan kami tidak mempunyai kepentingan selain perbaikan perusahaan," katanya. Yahya mengatakan karyawan melihat sudah tidak mungkin berharap kepada orang-orang yang duduk di jajaran direksi sekarang ini untuk memimpin lagi lantaran track record mereka yang dinilai tidak layak.Dalam aksi besok, kata Yahya, massa yang akan datang dari Jawa Timur sekitar 300 orang demikian juga dari Jawa Tengah dengan jumlah yang sama. Masing-masing menggunakan kendaraan bus sebanyak 5 buah. Sedang peserta aksi yang paling banyak akandatang dari Jawa Barat dan Banten. "Karena lokasi mereka lebih dekat," ujar Yahya.Muchamad Nafi Tempo News Room