Bank Persyarikatan Belum Peroleh Investor

Reporter

Editor

Jumat, 7 Mei 2004 20:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Anwar Nasution, menyatakan bahwa nasib Bank Persyarikatan Indonesia akan ditentukan dalam beberapa hari ke depan. BI telah meminta kepada pemegang saham untuk mencari investor baru guna menambah modal. Batas waktunya beberapa hari ini, kata Anwar sambil terkekeh ketika dicegat wartawan usai shalat Jumat di masjid BI, Jakarta, Jumat (7/5) siang. Menurut Anwar, pihak Bank Persyarikatan sampai hari ini belum berhasil mencari investor yang berkomitmen untuk menambah modal. Sempat terdengar kabar bahwa putra Tanri Abeng, yang juga menjadi pemegang saham, akan masuk sebagai investor baru bersama dengan investor asing dari Malaysia. Tapi itu pun belum bisa dipastikan. Berubah-ubah terus, katanya. Apabila sampai beberapa hari ke depan Bank Persyarikatan tidak juga menambah modal, maka menurut Anwar, pihak BI akan memasukkan bank tersebut ke Unit Pengawasan Khusus atau (Special Surveillance System/(SSU). Apabila dalam jangka waktu dua kali tiga bulan tidak juga menunjukkan perbaikan, Nasibnya akan sama kayak Bank Dagang Bali (ditutup), ujarnya. Lebih jauh, Anwar meminta agar kasus bank tersebut tidak dikaitkan dengan organisasi Muhammadiyah. Itu cuma oknum-oknum Muhammadiyah saja. Nasabahnya saja tidak banyak toh, katanya. Seharusnya, kata Anwar, dengan dukungan organsiasi besar seperti Muhammadiyah, Bank Persyarikatan menjadi bank yang sehat dan besar. Muhammadiyah itu kan kaya, punya banyak sekolah, punya banyak rumah sakit, anggotanya jutaan orang, seharusnya jadi bank kuat. Kalau Vatikan saja punya bank kuat, seharusnya Muhammadiyah bisa, urainya. Sementara itu, sumber Tempo News Room di BI menyatakan bank sentral tidak bisa menutup bank tersebut dan masih meminta pemilik bank untuk menambah modal karena rasio kecukupan modal bank tersebut masih minus, yakni hanya sekitar 4,4 persen. Ini artinya kewajiban bank terhadap pihak ketiga masih lebih besar dari aset yang dimilikinya. Kalau ditutup maka akan lebih banyak merugikan pihak ketiga seperti kreditor dan nasabah, urainya. Adapun tambahan modal yang diperlukan, menurut sang sumber, adalah sekitar Rp 15,6 miliar. Itupun baru cukup untuk menutupi defisit modal yang dialami Persyarikatan. Untuk bisa memenuhi persyaratan BI CAR mencapai 8 persen tentu tidak bisa dalam jangka waktu dekat, katanya. Tetapi apabila dirasakan tidak ada perbaikan, maka BI tentu tidak punya pilihan kecuali membuarkan bank tersebut. Amal Ihsan Tempo News Room

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

14 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

2 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

3 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

3 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya