TEMPO.CO , Jakarta: Bank Indonesia mendorong masyarakat untuk menggunakan uang elektronik (e-money) sebagai alternatif uang kertas dan uang logam, terutama untuk pecahan kecil.
"Kami ingin masyarakat bergeser ke non-tunai," kata Deputi Gubernur BI, Ronald Waas di kantor BI.
Menurut Ronald, bank sentral mendorong agar masyarakat menggunakan uang elektronik ini sebagai alternatif penggunaan uang kertas dan logam terutama untuk pecahan kecil. "Tidak perlu bawa uang tunai. Cukup bawa kartu ke bank dan bisa menukarkan dengan pecahan tertentu," katanya.
Berdasarkan catatan BI, hingga 2012, jumlah pengguna kartu non-tunai sebanyak 16,2 juta dengan jumlah transaksi sebesar Rp 3,9 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat ada 14 juta pengguna kartu non-tunai. "Setiap tahun peningkatan mencapai 10 persen. Kami berharap terus meningkat," katanya.
Ronald menyatakan saat ini ada empat bank yang menyedikan layanan untuk penukaran uang non-tunai, yaitu BCA, Bank Mandiri, BRI, dan BNI. "Mungkin empat bank itu secara infrastruktur sudah siap. Kami sebetulnya membuka untuk bank lain yang ingin buka," katanya.
Selain itu, untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran, BI juga terus mempersiapkan infrastruktur untuk sistem pembayaran tunai dan non-tunai. Karena itu, selama kas keliling yang akan dilaksanakan di Monas pada 30 Juli 2012, masyarakat dapat melakukan penukaran uang ke uang elektronik secara cuma-cuma dengan membawa kartu ATM/debit untuk ditukarkan.
"Hal ini selain untuk perluasan sistem pembayaran non tunai, juga untuk memberikan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam bertransaksi," katanya.