TEMPO.CO , Jakarta -- Rencana pemerintah Indonesia membeli surat berharga IMF mendapat tentangan dari banyak pihak. Namun pihak Bank Indonesia mengatakan rencana ini harus dilihat dari kepentingan Indonesia atas stabilitas ekonomi global.
"Ini harus dilihat juga dari kepentingan kita agar ketidakpastian ekonomi global segera teratasi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Pengelolaan Moneter Hartadi A. Sarwono, Minggu, 8 Juli 2012.
Hartadi mengatakan untuk mengatasi ketidakpastian global ini, dibutuhkan dana yang cukup untuk menstabilkan keuangan negara yang membutuhkan. Untuk itu diperlukan komitmen negara-negara yang mampu bertahan terhadap krisis dunia seperti Indonesia untuk menyediakan dana melalui IMF.
Hartadi mengatakan saat ini Indonesia bersama negara-negara di dunia telah mempunyai komitmen tersebut. "Sehingga perbaikan ekonomi dunia juga akan mengurangi beban kita untuk menstabilkan pasar keuangan kita masing-masing," kata Hartadi.
Hartadi mengatakan cadangan devisa Indonesia saat ini cukup baik, seiring dengan ketahanan perekonomian Indonesia terhadap krisis dunia yang masih berlangsung. Bank Indonesia mencatat per 29 Juni 2012, cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 106,502 miliar.
BERNADETTE CHRISTINA
Bisnis Menarik Lain
Dahlan Iskan Minta Kontrak Tambang Dinegosiasi Ulang
Apa Kata Dahlan Iskan Soal Kontrak Ulang Migas?
Tambang Asing Wajib Divestasi 51 Persen Saham
Pemerintah Tetap Kejar Renegosiasi Kontrak Tambang
Kasus Bima, Mendagri Tunggu Penjelasan Gubernur
Berita terkait
Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain
1 hari lalu
Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar
Baca SelengkapnyaKepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM
3 hari lalu
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi
3 hari lalu
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.
Baca SelengkapnyaBI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
4 hari lalu
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen
Baca Selengkapnya6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global
4 hari lalu
Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?
Baca SelengkapnyaSurvei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
7 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Baca SelengkapnyaPerkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama
8 hari lalu
Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN
11 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.
Baca SelengkapnyaRamai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara
11 hari lalu
Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai
Baca SelengkapnyaAliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
12 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya