Krisis Global Masih Pengaruhi Ekspor Indonesia

Reporter

Editor

Senin, 2 Juli 2012 05:04 WIB

Sejumlah truk melintas usia bonkar muat peti kemas di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Senin (16/4). Anggaran 551 Miliar untuk perluasan dermaga pelabuhan Makassar untuk peti kemas dan non peti kemas terkendala masalah tata kelolah kota. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO , Jakarta: Krisis ekonomi global masih akan mempengaruhi ekspor Indonesia. Badan Pusat Statistik hari ini juga akan mengumumkan nilai ekspor dan impor Indonesia pada Mei 2012.



Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDNI) memperkirakan ekspor masih akan tertekan atau mengalami kontraksi (turun) 6,6 persen (year on year). Sedangkan impor akan mengalami penurunan tajam 9,8 persen (year on year).



Berdasarkan itu, kami memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mengalami surplus (ekspor lebih tinggi dari impor) dan akan mencapai rekor menjadi US$ 790 juta, kata Anton Hendranata, Ekonom Bank Danamon.



Dia menambahkan, perlambatan permintaan global ditandai dengan turunnya harga-harga komoditas di pasar internasional. Semua itu menekan kinerja ekspor, ujarnya.



Menurut dia, sampai saat ini belum ada peningkatan signifikan dari perekonomian negara-negara mitra dagang Indonesia, sehingga permintaan dari luar negeri masih akan melemah. Hal ini juga diperkuat dengan harga komoditas ekspor Indonesia.



Badan Pusat Statistik melansir laju ekspor April lalu turun 7,36 persen dibanding bulan sebelumnya. Nilai ekspor April hanya sebesar US$ 15,98 miliar, lebih rendah dibanding Maret lalu yang sebesar US$ 17,26 miliar.



Kepala Badan Pusat Statistik Suryatmin sebelumnya mengatakan penurunan ekspor terjadi untuk produk migas dan nonmigas. Nilai ekspor migas turun dari US$ 3,49 miliar pada Maret lalu menjadi US$ 3,36 miliar. "Sedangkan ekspor nonmigas juga turun. Pada Maret, nilainya US$ 13,77 miliar menjadi US$ 12,62 miliar," ujarnya kemarin.



Negara tujuan ekspor terbesar masih didominasi Cina, dengan nilai seluruhnya mencapai US$ 7,04 miliar. Di posisi kedua adalah Jepang dengan nilai US$ 5,74 miliar, dan Amerika Serikat dengan US$ 4,8 miliar.



Di sisi lain, laju impor justru meningkat. Menurut Suryatmin, impor naik sepanjang April lalu sebesar 11,65 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hingga akhir April 2012, nilai impor telah menyentuh US$ 16,62 miliar. Sedangkan pada April tahun lalu, impor sebesar US$ 14,89 miliar. Dibandingkan dengan Maret 2012, nilainya juga melonjak 1,82 persen.



Grace S Gandhi











Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

7 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya